REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo membuka kegiatan 'Penguatan Kapasitas Organisasi Kemasyarakatan' di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri, Jakarta Selatan, Sabtu (5/5). Dalam sambutannya, Tjahjo memberikan pengarahan kepada 100 anggota Forum Kemitraan Organisasi Masyarakat Pemuda Pancasila (PP).
"Pemuda Pancasila ini saya kira bagian yang tidak terpisahkan dari ormas yang namanya Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia yang punya komitmen dalam upaya mendukung tetap tegaknya kemerdekaan, tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mendukung tetap tegaknya Pancasila di negara yang merdeka ini," kata Tjahjo di BPSDM Kemendagri, Jl. Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (5/5).
Tjahjo menuturkan, keberadaan Pemuda Pancasila penting untuk menjaga keutuhan NKRI dan menghadapi tantangan yang selama ini ada di Indonesia. Tjahjo memaparkan terdapat tiga masalah yang selama ini dihadapi oleh Indonesia.
"Satu, masalah dalam masalah radikalisme terorisme yang ujungnya ingin mengganti ideologi Pancasila, ingin merubah Undang-undang Dasar 45, ingin merusak NKRI dan ingin memporak-porandakan kemajemukan bangsa ini. Ini tantangan yang dihadapi oleh bangsa ini," katanya.
Tantangan kedua yaitu masalah narkoba yang hingga saat ini masih banyak terjadi di Indonesia dan negara berada dalam keadaan darurat tentang bahaya narkoba. Bahkan, lanjut Tjahjo, rata-rata 60 orang meninggal per harinya akibat mengkonsumsi narkoba.
"Yang kedua, mengarahkan Pemuda Pancasila harus menjadi garda terdepan untuk melawan yang namanya bahaya narkoba yang sudah mulai merasuk sampai tingkat RT-RT yang rata-rata per hari ini sudah 60 orang meninggal perhari karena narkoba ini," kata Tjahjo.
Sementara masalah ketiga yaitu korupsi. Menurutnya, masalah ini yang harus dicermati dengan baik. Sebab, hampir setiap hari ada saja oknum yang tertangkap akibat korupsi.
"Bagi PNS, bagi pengambil kebijakan harus hati-hati dengan korupsi. Terkait anggaran, pajak , pembelian barang hibah, mekanisme barang dan jasa. Ini yang harus kita cermati dengan baik," tambahnya.
Melalui kegiatan tersebut, ia berharap agar nantinya ormas-ormas dapat menyampaikan dan mempraktekkan hal tersebut kepada masyarakat luas. Sehingga, seluruh masyarakat dapat memperteguh pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Apalagi, Indonesia memiliki berbagai macam keberagaman mulai dari kepercayaan, suku dan budaya. "Bangsa ini adalah bangsa yang besar, tujuh ribu lebih suku-suku bangsa yang ada di Indonesia ini. Beraneka ragam budaya, beraneka ragam suku, beraneka ragam agama dan aliran kepercayaan. Itulah yang namanya negara kesatuan di Indonesia dari Sabang sampai Merauke," ujar Tjahjo.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Pimpinan masional Pemuda Pancasila Sakhyan Asmara juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, melalui kegiatan ini diharapkan ormas dapat berperan sebagai pelopor masyarakat sipil yang masih memerlukan penguatan dan pemberdayaan.
"Diharapkan melalui kegiatan ini memiliki integritas dan kapabilitas sebagai ormas serta memiliki nilai ideologi dan karakter yang baik sebagai tauladan bagi ormas-ormas lainnya dan juga masyarakat," kata Sakhyan.