Jumat 04 May 2018 17:24 WIB

Gatot: Negara Hancur Bila Masjid tak Ramai Didatangi Lagi

Gatot yakin pemerintah tidak melarang ada pembicaraan politik di masjid.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
Jenderal (Purn) Gatot Numantyo usai menghadiri dialog kebangsaan di Masjid Kampus UGM, Jum'at (4/5).
Foto: Wahyu Suryana/Republika
Jenderal (Purn) Gatot Numantyo usai menghadiri dialog kebangsaan di Masjid Kampus UGM, Jum'at (4/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menanggapi isu larangan bicara politik di masjid. Ia meyakini, pemerintah tidak akan mengeluarkan larangan seperti itu.

"Itu kan isu, belum larangan kok. Tidak mungkin pemerintah melarang itu, tak mungkin," kata Gatot setelah menghadiri dialog kebangsaan di Masjid Kampus UGM, Jum'at (4/5).

Ia merasa isu larangan itu sekadar tanggapan-tanggapan yang berkembang. Walau tidak jarang disalahartikan, Gatot menekankan bahwa politik sebenarnya memiliki tujuan mulia.

Gatot mengingatkan, hancurnya suatu negara justru akan terjadi saat ulama-ulama tidak membimbing umatnya. Selain itu, Alquran tidak pernah dibaca dan masjid tidak ramai didatangi lagi. "Itu hancur bangsa ini," ujar Gatot.

Di luar itu, ia mengapresiasi jika ada wacana bergabungnya partai-partai politik. Menurut Gatot, alangkah indah jika tempatnya umat itu semua memiliki kesadaran untuk bersatu.

Gatot mengaku bersedia saja jika ada yang memintanya menjadi pemersatu partai-partai politik yang ada. Ditanya langkahnya untuk maju pada pilpres 2019, ia hanya memberikan candaan santai.

"Wong kendaraan saja orang duwe," kata Gatot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement