REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG-- Sejumlah warga di Lampung rela berdesak-desak hanya untuk mengambil nomor antean agar dapat merekam data KTP-elektronik (KTP-el) di Hall Pusat Kegiatan Olahraga (PKOR) Wayhalim, Kota Bandar Lampung, sejak Kamis hingga Jumat (3-4/5). Sayangnya, pemerintah kewalahan melayani membeludaknya warga yang berhasrat memiliki kartu identitas tersebut.
"Pemerintah ini bagaimana, katanya warga harus memiliki KTP elektronik, tapi giliran kami mau bikin KTP pelayanannya tidak siap harus antre berlama-lama dan desak-desakan," kata Wati, warga Kota Bandar Lampung, yang iktu antrean panjang hanya untuk merekan data dirinya sejak dibuka secara massal di PKOR Wayhalim, Jumat (5/5).
Menurut dia, seharusnya pemerintah sudah menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai agar warganya dapat dengan nyaman mendapatkan KTP-el, karena hal tersebut kewajiban pemerintah dan hak warga negara memiliki KTP-el. Jangan dibalik, seakan-akan warga yang ingin, padahal itu hak warga dapat KTP-el, ujar ibu tiga anak tersebut.
Yanto, warga Panjang, terpaksa meninggalkan pekerjaan buruhnya sehari hanya ingin mengurusi persyaratan membuat KTP-el. Antrean yang panjang seharian belum tentu selesai, karena warga yang ingin melakukan perekaman KTP-el membeludak setiap harinya. Baru ingin merekam data saja sudah panjang antrean belum juga dapat KTP elektroniknya, katanya.
Menurut dia, membuat KTP sekarang lebih sulit dan rumit daripada zaman sebelumnya. Dahulu, kata ida, membuat KTP sangat mudah di kelurahan atau di kecamatan tidak memerlukan waktu yang lama. Sejak KTP-el, proses membuatnya sangat sulit dan harus menyisakan waktu seharian dan belum tentu dapat KTP aslinya. KTP elektroniknya masih menunggu lima sampai delapan bulan lagi baru jadi, tuturnya.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Lampung Achmad Syaefullah mengatakan, membeludaknya warga yang ingin melakukan perekaman KTP-el membuat petugasnya kewalahan melayaninya. Menurut dia, meski antrean banyak dan panjang, petugasnya tetap melayani warga dengan maksimal.
Perekaman KTP-el hari pertama diikuti dari berbagai usia termasuk kakek dan nenek ikut antrean. Perekaman KTP-el massal tersebut merupakan Program Gerakan Indonesia Sadar Adminduk (GISA) yang diselenggarakan Disdukcapil se-Provinsi Lampung. Targetnya, sebanyak 5.000 warga dapat mengikuti rekaman selama tiga hari ke depan.