REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perwakilan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) hari ini mengunjungi keluarga korban tewas pada insiden pembagian sembako di Monas pada akhir pekan lalu. Salah satu korban tewas berinisial AR (10 tahun) tinggal di Jalan Budi Mulya, RT 12 RW 13, Pademangan Barat, Jakarta Utara.
Dari pengakuan ibu korban AR, kata komisioner KPAI Sitti Hikmawatty, dalam insiden meninggal anaknya itu panitia pembagian sembako tidak siap menyelenggarakan acara yang dihadiri massa yang besar. Salah satu tolok ukurnya, kata dia, fasilitas kesehatan dan keamanan tidak seimbang dengan jumlah massa yang datang.
"Seusai AR terinjak dan butuh pertolongan, AR dibawa ke tenda media untuk mendapat pertolongan, tetapi pos kesehatan kosong dan tidak ada tenaga medis," katanya.
Baca: Panitia: Ada Miskomunikasi di Acara Bagi Sembako di Monas.
Hikma mengatakan bahwa ibu dari AR juga sulit membedakan peserta dan panitia karena tidak ada atribut yang jelas. Terlebih, rasio jumlah panitia tampak tidak sebanding dengan peserta.
"Organisasi dari panitia tergolong riskan. Seharusnya bisa diperkirakan berapa jumlah panitia yang diperlukan untuk jumlah massa tertentu. Apalagi, kupon pembagian sembako juga sudah diperhitungkan dan disebar," katanya.
Ibu dari AR, kata Sitty, masih terpukul dengan kejadian meninggalnya sang buah hati dan beberapa kali pingsan serta tidak mau makan. Begitu juga dengan keluarga MJ, korban tewas lainnya, juga masih terguncang akibat insiden itu.
Baca: Sandi: Dua Anak Tewas pada Acara Pembagian Sembako di Monas.