Ahad 29 Apr 2018 16:32 WIB

Dirut PD Dharma Jaya Siapkan Sosok Penggantinya

Marina menilai tidak ada kerja sama yang baik antara BUMD dan SKPD.

Rep: Sri Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Aktivitas pemotongan sapi di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) PD Dharma Jaya, Cakung, Jakarta Timur, Senin (12/9). .
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Aktivitas pemotongan sapi di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) PD Dharma Jaya, Cakung, Jakarta Timur, Senin (12/9). .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Dwi Kusumajati telah mantap mengundurkan diri dari jabatannya meski dana public service obligation telah cair Maret lalu. Ia juga menyatakan telah menyiapkan pengganti.

"Sudah saya mengusulkan Pak Jonet yang harusnya muncul," kata Marina di Jakarta, Sabtu (29/4). Bagi Marina, tak ada hal khusus yang harus dimiliki oleh penerusnya. Disiplin, efisiensi, dan tim yang kuat mental adalah syarat umum yang membuat PD Dharma Jaya kembali bangkit dari keterpurukan.

Jonet Rusmargono Yosep, kata Marina, saat ini menduduki jabatan senior manajer di PD Dharma Jaya. Pria ini berlatar belakang pendidikan kedokteran hewan. Ia telah bekerja sejak 1993 dan tiga tahun mempelajari proses perkembangan PD Dharma Jaya. Ia merasa Jonet laik menduduki jabatan tersebut.

Ditanya mengenai alasan pengunduran dirinya, Marina mengatakan salah satunya terkait dengan masalah keuangan. Ia telah menyepakati penghapusan subsidi berupa penyertaan modal daerah (PMD) bagi BUMD yang diterapkan Anies-Sandi. Ia juga menyepakati adanya dana PSO untuk mensubsidi para pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP). Namun, dana itu tak juga keluar hingga ia mengajukan pengunduran diri.

Setelah pengajuan pengunduran diri itu, barulah dana PSO cair Maret lalu. Tak sampai di situ, ada masalah lain yaitu lambatnya proses pencairan dana reimbursement.

"Bukan sekadar PSO aja tapi kan kalau kita reimburse, misalnya bulan Februari, eh jangan Februari bulan Februari ada masalah dengan Bank DKI. Bulan Maret kita reimburse, harusnya April keluar. Harusnya tanggal 23, kita sudah bikin dari pimpinan, asisten perekonomian, sampai ke bawah kita bikin, kita bikin SOP, tapi sampai hari ini pun uang tidak ada," kata Marina.

Marina menilai, tidak terjadi kerja sama yang baik antara BUMD dan SKPD. Sebagai seorang pebisnis, Marina dan PD Dharma Jaya dituntut bekerja cepat. Ia juga dituntut melakukan administrasi dengan baik. Namun, mekanisme verifikasi yang diberlakukan SKPD berjalan lambat dan membuat ia tak bisa bergerak cepat. Padahal, PD Dharma Jaya memiliki target keuntungan yang harus diraih setiap tahunnya.

"Jadi saya tidak mau terbawa, karena saya orangnya nggak bisa. Kita orang bisnis peluang nggak bisa satu hari. Nggak kita take it, kita leave it ya leave it semua. Sedangkan dalam tahun ini ada satu RKAP yang saya harus capai untungnya sekian miliar," ujar dia.

Marina menjelaskan rangkaian panjang mekanisme yang harus dilalui untuk mencairkan dana PSO dan reimbursement. Proses ini dinilai memakan waktu. PD Dharma Jaya memerlukan waktu sepekan untuk memasukkan proposal ke tim. Tim ini terdiri dari PT Food Station Tjipinang Jaya, PD Dharma Jaya, PD Pasar Jaya, dan Bank DKI.

Setelah proses verifikasi di tim ini selesai, dibuatlah berita acara. Dokumen ini masuk ke Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (DKPKP) untuk diverifikasi kembali. Setelah itu, dokumen masuk ke Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD). Dari sana dokumen masuk ke bendahara.

"Itu yang kita nggak paham," kata dia. Marina mengatakan, masalah ini tidak terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Serapan daging pada tahun sebelumnya tak setinggi tahun ini. Pada tahun sebelumnya, serapan daging hanya berkisar antara 135-150 ribu kilogram. Tahun ini terjadi peningkatan kebutuhan hingga mencapai 250-300 ribu kilogram.

Menurut Marina peningkatan ini perlu segera ditindaklanjuti. Perlu ada kesadaran antara BUMD dan SKPD mengenai kondisi ini. Namun, hal itu tidak terwujud dan timbul masalah.

"Kalau saya sendiri yang aware, saya akan bisa cepat, saya langgar-langgarin. Itu yang membuat saya, oh itu nggak boleh melanggar, kalau nggak boleh melanggar, ketika ada komplain kok Dharma Jaya nggak bisa menyediakan, padahal itu bukan 100 persen salahnya Dharma Jaya," kata dia.

Marina mengaku telah melaporkan hal ini kepada Gubernur Anies Rasyid Baswedan. Namun, Anies tidak merespons keluhan tersebut. Ia bahkan mengaku bak meminta-minta kepada Sandiaga.

"Pak Sandi, kasih gue duit, kasih gue duit. Kasih gue duit, gue nggak pergi," kata dia.

Hal yang aneh juga terjadi saat ia berhadapan dengan asisten perekonomian. Awalnya, ia merasa senang akan mendapatkan dana PSO Rp 71 miliar. Namun, ia merasa janggal karena keterlambatan membayar yang seharusnya diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), ternyata tidak diperiksa.

"Tadinya saya sudah semangat waktu Pak Asisten Perekonomian bantuin saya. Saya semangat karena akan dapat 71 PSO-nya, tapi dia bilang nggak bisa karena konsultasi sama DKPKP. Nah yang konsultasi sama DKPKP cuman tingkat eselon 3, eselon 4. Waduh saya bilang susah," kata dia.

Marina mengaku tak sedih melepas jabatannya. Ia telah menjalani sejumlah perenungan untuk memantapkan keputusan tersebut. Namun, ia menyayangkan timnya di PD Dharma Jaya yang sedang dalam kondisi penuh semangat. Tim ini mencatat keuntungan yang baik pada 2017.

"Mereka happy tahun 2017 kita punya internal laporan sudah pasti untung Rp 6 miliar. Tapi kayanya diaudit dia bakalan bisa untung Rp 8 miliar. Dari minus Rp 18 miliar," kata dia.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan surat pengunduran diri Marina telah diterima baik oleh dirinya maupun Gubernur Anies Baswedan. Hingga ditemukan pengganti, Marina masih akan menduduki jabatan tersebut. "Untuk sementara saya minta tetap kerja secara profesional sekaligus menunggu pansel itu berproses," kata Sandiaga.

Sandiaga menghargai sikap profesional Marina. Marina masih bersedia membantu hingga Pemprov DKI menemukan pengganti. Ia juga mengaku masih banyak program yang perlu dikawal oleh Marina. Kepada Sandiaga, Marina mengaku masih mencintai PD Dharma Jaya dan ingin program pangan murah Pemprov DKI sukses.

"Kita di bisnis biasanya gitu, nggak kayak di politik begitu ada ini nggak mau ngomong. Sikut-sikutan, nggak, kalau di bisnis begini ya kita sama-sama secara profesional. Beliau persuasi sama pemprov,"kata dia.

Hingga saat ini, Marina masih menunggu surat keputusan (SK) pemberhentiannya. Hingga SK itu keluar, ia masih akan tetap bertahan di PD Dharma Jaya.

Sandiaga berharap pengganti Marina akan menorehkan prestasi lebih baik dan keuntungan lebih besar. "Ya harus lebih lah. Dan bukan hanya target profit ya yang Bu Marina lakukan ini adalah memberikan kepastian harga daging terjangkau buat warga DKI. Itu jauh lebih penting dibanding profitnya," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement