Ahad 29 Apr 2018 11:16 WIB

Pemerintah Targetkan 2023 Angkutan Massal Terintegrasi

Angkutan umum tidak hanya mampu menampung satu juta penumpang, tetapi 4-5 juta.

Pekerja menyelesaikan pemasangan rel kereta proyek mass rapid transit (MRT) di Jalan Sisingamangaraja, Jakarta. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Galih Pradipta
Pekerja menyelesaikan pemasangan rel kereta proyek mass rapid transit (MRT) di Jalan Sisingamangaraja, Jakarta. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan pada 2023 hingga 2024 seluruh angkutan massal di Jabodetabek terintegrasi. Dengan demikian, setiap hari angkutan umum tidak hanya mampu menampung satu juta penumpang, tetapi empat hingga lima juta orang.

"Adalah suatu keniscayaan bahwa sejumlah ruas jalan di Jakarta dan sekitarnya akan terus mengalami pertambahan dan ini harus diantisipasi dengan membangun sarana transportasi massal umum yang memadai," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada pers saat meninjau proyek pembangunan kereta api cepat ringan (LRT) di Jakarta, Ahad (29/4).

Menurut Menhub, pemerintah saat ini terus membangun transportasi massal seperti LRT, kereta api komuter, serta angkutan cepat terpadu (MRT) di Jabodetabek yang dikebut penyelesaiannya. Dari hasil evaluasi pemerintah, kata Menhub, jalur favorit yang banyak digunakan masyarakat adalah Cibubur-Jakarta, Bekasi-Jakarta, serta Bogor-Jakarta.

"Ketiga jalur favorit itu terus dikembangkan transportasi massal yang memadai," kata Menhub.

Saat meninjau proyek pembangunan LRT tersebut, Menhub menyampaikan pesan kepada kontraktor PT Adhi Karya(Persero) agar dalam pembangunan proyek tetap mengedepankan keamanan dan keselamatan sehingga bisa mencapai nol kecelakaan. "Keselamatan adalah menjadi utama dan perhitungkan hal itu agar tercapai nol kecelakaan," katanya.

Menhub juga berpesan jepada Adhi Karya agar penyelesaian proyek LRT dapat dikerjakan sesuai target tapi tetap mengutamakan keselamatan. Soal keselamatan, Menhub juga menyoroti masih tingginya angka kecelakaan lalu lintas pemudik yang didominasi pesepeda motor.

Tahun lalu, kata Menhub, dari total kecelakaan saat arus mudik sebesar 70 persen dialami pesepeda motor. "Kecelakaan diakibatkan ngantuk dan capek sehingga tidak konsentrasi sehingga terjadi kecelakaan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement