Kamis 26 Apr 2018 17:55 WIB

APP Sinar Mas Perkuat Pencegahan Karhutla Selama Asian Games

Kesiagaan tim penanggulangan api ditingkatkan menjadi dua kali lipat

Helikopter Superpuma APP-Sinar Mas membantu membantu pemadaman kebakaran lahan gambut di Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Kamis (23/2). Upaya pemadaman kebakaran di pesisir Riau terus berkobar menghanguskan sekitar 100 hektare lahan.
Foto: FB Anggoro/Antara
Helikopter Superpuma APP-Sinar Mas membantu membantu pemadaman kebakaran lahan gambut di Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Kamis (23/2). Upaya pemadaman kebakaran di pesisir Riau terus berkobar menghanguskan sekitar 100 hektare lahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tantangan penyelenggaraan Asian Games 2018 tidak hanya pada kesiapan venue ataupun teknis penyelenggaraan. Tapi juga menjaga ancaman asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di berbagai daerah tanah air. Terlebih penyelenggaraan Asian Games 2018 akan berlangsung pada musim kemarau.

APP Sinar Mas sebagai salah satu pihak yang mendukung Asian Games siap mengambil peranan. Tidak hanya sebagai sponsor, tapi juga ikut mencegah dan menanggulangi terjadinya Karhutla menjelang dan selama Asian Games 2018. Khususnya di area konsesi pemasok bahan baku APP Sinar Mas.

Fire Data and Information Technology Manager APP Sinar Mas mengatakan, tingkat kesiagaan tim penanggulangan api Sinar Mas ditingkatkan menjadi dua kali lipat.

"APP Sinar Mas menerapkan empat pilar manajemen penanggulangan kebakaran terintegrasi, yaitu pencegahan, persiapan, deteksi dini dan respons cepat," ujar Gustaf Rantung, Rabu (25/4) kemarin.

Dalam menunjang empat pilar tersebut, APP Sinar Mas fokus pada dua strategi utama. Yaitu pencegahan dan mitigasi yang dilakukan dengan meningkatkan akurasi pemetaan wilayah yang dianggap rawan ancaman karhutla.

"Kita petakan daerah-daerah yang memiliki risiko tinggi dan mitigasi early detection," ujar Gustaf.

Saat ini Gustaf mengatakan telah melakukan peningkatan dan penambahan infrastruktur penunjang. Diantaranya dengan menambah posko penunjang untuk menempatkan pasukan di wilayah-wilayah risiko tinggi. Selain itu juga penambahan menara pemantau api setinggi 32 meter dengan radius pantau 10 kilometer.

Penambahan dilakukan di wilayah Ogan Komering Ilir sebanyak lima menara serta di Banyuasin dan Musi Banyuasi sebanyak delapan menara dengan penempatan personel pos pantau selama 24 jam.

Sedangkan di sekitar area belukar yang vegetasinya tidak padat, dibangun menara mini setinggi 12 meter sebanyak 25 unit. Pemantauan dari menara ini sebagai pengganti patroli darat yang dianggap kurang begitu efektif dalam mendeteksi api.

"Kami juga menambah jumlah helikopter dan penambahan personel unit reaksi cepat. Semua itu untuk menjamin bila terjadi kebakaran akan dapat dijangkau dalam waktu satu jam dan api bisa dideteksi sebelum luasanya mencapai 0,1 hektare," ujar Gustaf.

Pola kerja tim di lapangan nantinya juga akan ditunjang dengan data-data akurat yang didapat dari situation room yang ada di Jakarta. Situation room akan mengompilasi berbagai data yang dimiliki tim di lapangan maupun data-data lainnya untuk dijadikan bahan evaluasi dan perencanaan pencegahan.

"Datanya banyak. Kita sendiri punya mini satelit yang setiap 20 menit sekali mengirimkan data hotspot yang dikombinasikan dengan data-data umum seperti arah angin dan masih banyak lagi lainnya selama 24 jam," ujar Gustaf.

Selain itu, APP Sinar Mas juga menginisiasi program Desa Makmur Peduli Api (DMPA), yang merupakan upaya pemberdayaan masyarakat yang dikombinasikan dengan pelestarian alam dan lingkungan sekitar.

Melalui program ini, masyarakat diarahkan mengelola lahan secara agroforestri dengan bercocok tanam hortikultura (sayur dan buah), tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan olahan makanan untuk konsumsi sendiri atau dijual.

Program DMPA yang pertama kali digagas pada akhir tahun 2015 kini telah menjangkau 191 desa yang tersebar di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. Per Maret 2018, penerima manfaat program DMPA telah mencapai 13.814 Kepala Keluarga.

"Selain pencegahan karhutla, DMPA juga bertujuan untuk membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat yang berada di dalam wilayah atau sekitar konsesi dengan membantu meningkatkan pendapatan dan pangan, membangun kemitraan pasar, melakukan transfer teknologi, serta pencegahan konflik dan kebakaran hutan, serta menjaga kelestarian hutan disekitar desanya," ujar Head of Corporate Social and Security APP Sinar Mas Agung Wiyono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement