REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Bencana banjir bandang yang menerjang Cianjur selatan mulai surut Kamis (26/4) pagi. Warga yang awalnya sempat mengungsi mulai kembali ke rumahnya masing-masing.
Sebelumnya, bencana banjir bandang melanda Kecamatan Cidaun akibat meluapnya aliran Sungai Cidamar dan Cidaun pada Rabu (26/4) sore. Dampaknya dilaporkan sebanyak 160 unit rumah warga yang terendam banjir. Sementara sebagian warga mengungsi SDN Cikareo di Kampung Lio Desa Kertajadi. "Banjir sudah surut dan warga mulai pulang ke rumahnya," terang Kepala Seksi Kesra Desa Kertajadi, Kecamatan Cidaun, Ujang Behom kepada wartawan Kamis (26/4)..
Warga langsung membersihkan rumahnya dari material lumpur sisa bencana banjir. Dari pendataan sementara Ujang mengatakan, di Desa Kertajadi ada sebanyak 165 unit rumah yang terdampak bencana banjir. Sementara warga yang terkena bencana banjir sebanyak 236 kepala keluarga (KK).
Ujang merinci jumlah warga yang mengalami rusak berat akibat banjir mencapai sebanyak 19 unit. Banjir juga menyebabkan lahan pertanian di wilayahnya ikut terdampak seluas 30 hektare.
Menurut Ujang, bencana banjir bandang terjadi akibat jebolnya tanggul sungai sepanjang 85 meter. Kerusakan tanggul dipengaruhi oleh derasnya aliran air akibat intensitas hujan yang tinggi pada Rabu lalu.
Camat Cidaun, Suherlan mengatakan, masyarakat berharap agar tanggul sungai yang jebol bisa segera diperbaiki. Pasalnya jika tidak diperbaiki maka potensi terjadinya bencana banjir susulan akibat hujan deras masih bisa terjadi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Dodi Permadi menambahkan, lembaganya masih melakukan pendataan terkait dampak bencana di selatan Cianjur. "Namun yang pasti banjir ini terjadi karena meluapnya Sungai Cidamar dan Cidaun," imbuh dia.
Selain merendam permukiman warga, Dodi mengatakan, banjir juga merendam puluhan hektare areal pertanian. Beruntung kejadian banjir ini dilaporkan tidak menimbulkan korban jiwa.