Rabu 25 Apr 2018 14:50 WIB

Pakar: Demokrat, PAN, & PKB tak Punya Figur untuk Poros Baru

Figur AHY masih kurang cukup kuat untuk menaikkan posisi tawar dengan parpol lain.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Gadjah Mada Arie Sudjito menilai Partai Demokrat, PAN, dan PKB sangat sulit membuat poros koalisi baru untuk menghadapi pemilihan presiden (pilpres) 2019. Dalam tiga parpol itu, tidak ada figur yang dominan untuk dimunculkan ke publik.

"Enggak ada figur yang dominan di tiga parpol itu. Elektabilitas figur yang mereka punya juga kurang begitu ngangkat untuk membuat poros baru," kata dia kepada Republika, Rabu (25/4).

Berdasarkan survei Media Survei Nasional (Median), elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Demokrat hanya 1,8 persen, sedangkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya sekitar 1,9 persen. Sementara elektabilitas Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan tidak lebih dari satu persen.

Dalam survei KedaiKOPI, elektabilitas AHY justru hanya 1,1 persen, masih kalah dari Joko Widodo, Prabowo Subianto, Gatot Nurmantyo, Tuanku Guru Bajang Zainul Majdi, dan Anies Baswedan. Sementara Muhaimin dan Zulkifli tidak masuk sepuluh besar. 

Bahkan, Arie mengatakan, figur AHY masih kurang cukup kuat untuk menaikkan posisi tawar dengan parpol lain. Karena itu, Arie menambahkan, suka tidak suka, Demokrat harus bergabung dengan dua poros koalisi yang ada.

“Demokrat, parpol yang tanggung, enggak ke sana kemari sementara suaranya juga enggak besar," ujarnya.

Baca Juga: Demokrat tak Bantah AHY Disiapkan Jadi Pemimpin Poros Ketiga

Kesulitan lainnya, Arie menerangkan, tiga parpol itu ingin menaikkan figurnya masing-masing untuk menjadi capres. Ini akan memunculkan persoalan terkait pasangan yang bakal diusung. 

"Sulit bila PAN satu blok dengan PKB, karena siapa yang diajukan, apakah Cak Imin dan Zulkifli Hasan, atau AHY yang jadi cawapresnya,” kata dia. 

Arie berpendapat persoalan PAN dan PKB bukan hanya keinginan memajukan ketua umumnya sebagai kandidat pada pemilihan presiden mendatang. Menurut Arie, PAN dan PKB tidak memiliki chemistry yang sama di kancah perpolitikan Indonesia. 

Meski begitu, Arie mengakui, bukan mustahil bila tiga parpol tersebut akan mampu membuat poros koalisi baru untuk mengusung capres-cawapresnya sendiri. “Tetapi berat. Kalaupun mau, ngangkatnya enggak kuat. Bukan bukan mustahil, tapi itu sulit memang," kata dia.

Sebelumnya, dalam safari politik di Banten, SBY mengatakan akan ada pemimpin baru di pilpres 2019 mendatang. Namun, ia tidak memberi penjelasan lebih rinci mengenai siapa sosok pemimpin baru tersebut.

"Saya akan pasangkan nanti, capres-cawapres yang mengerti keinginan rakyat. Insya Allah nanti ada pemimpin baru yang amanah, cerdas, dan memikirkan rakyat banyak," kata SBY.

Baca Juga: Demokrat Butuh 2 Partai Menengah Lain untuk Poros Ketiga

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement