REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sinyal membuat kekuatan baru disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat di Cilegon, Ahad lalu. Melihat sinyal ini, PAN berharap sinyal dari Demokrat ini bisa dikomunikasikan secara intensif ke partai-partai yang saat ini belum memutuskan berkoalisi.
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan jika sampai hari ini Partai Demokrat belum memutuskan pasangan calon (paslon), PAN akan berharap dapat menjalin komunikasi intensif tersebut. Tujuannya, kata Viva, untuk proses penjagaan dalam perumusan platform koalisi.
"Tetapi jika hanya PAN dan Demokrat saja, masih kurang memenuhi persyaratan," ujar Viva kepada wartawan, Rabu (25/4).
Di UU nomor 7 tahun 2017 tentang pemilu, disebutkan tentang presidential treshold 20 persen. Sementara itu, PAN dan Demokrat, ungkap dia, baru 109 kursi di DPR, masih kurang karena syarat minimal 112 kursi.
Karena itu, perlu tambahan parpol lain untuk mencukupi persyaratan tersebut. Ditanya soal apakah PKB akan ikut bergabung, Viva sangat optimistis partai pimpinan Cak Imin ini masih mungkin bergabung di poros baru.
"Sampai saat ini PKB belum memutuskan koalisi. Kemungkinan masih besar peluangnya," ungkap Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini.
Soal siapa yang akan diusung capres atau cawapres, Viva memandang, kalau koalisi ini terwujud, tentu akan dibicarakan bersama antarpartai koalisi. Namun, untuk PAN sebelum ada keptusan berkoalisi, rakornas pada 2017 telah memberikan mandat kepada Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan untuk maju di pilpres 2019.
"Untuk keputusan selanjutnya, tentang posisi dan koalisi, diserahkan kepada Bang Zul (sebutan Zulkifli Hasan), untuk memutuskan dan akan ditetapkan di Rakernas PAN 2018, yang akan digelar usai pilkada serentak selesai," kata Viva menjelaskan.