REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Riza Patria pesimistis terbentuknya poros ketiga dalam ajang pemilihan presiden (pilpres) 2019. Sebab, selain adanya ketentuan ambang batas pengajuan bakal calon presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen suara, saat ini hampir seluruh Parpol telah menyatakan sikap mendukung antara Joko Widodo (Jokowi) atau Prabowo.
Namun, Riza mengatakan partainya tetap menghormati dan menghargai tiap partai untuk terus melakukan silaturahmi, berkoordinasi dan dialog. "Saya yakin, pertemuan antara tokoh pimpinan dan elite ini memiliki tujuan saja, yakni membangun kondisi politik yang lebih kondusif dan membangun bangsa lebih baik," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (25/4).
Pernyataan tersebut disampaikan Riza terkait pertemuan Presiden PKS Sohibul Iman dengan Wakil Umum Partai Demokrat Syarief Hasan di DPP PKS pada Selasa (17/4) yang membahas kemungkinan munculnya poros ketiga. Pertemuan ini menuai ragam reaksi mengingat komitmen PKS terhadap Gerindra sejak jauh-jauh hari.
Menurut Riza, pertemuan antara Demokrat dan PKS itu tidak membuat pihak Gerindra khawatir berlebih. Sebagai partai oposisi, hubungan Gerindra dengan PKS sudah terjalin baik di mana tiap partai memiliki banyak kesamaan pandangan serta komitmen. "Jadi, kami tetap yakin, PKS akan berkoalisi dengan kami," ujarnya.
Saat ini, pihak Gerindra tengah menyiapkan penentuan cawapres yang diharapkan bisa meningkatkan elektabilitas Prabowo sebagai capres dari Gerindra. Riza menuturkan, keputusan ini tidak dapat diambil secara terburu-buru mengingat dampaknya yang besar terhadap langkah Gerindra dalam Pilpres 2019.
Selain pertemuan Sohibul dengan Syarief, isu poros ketiga semakin kencang ketika Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Melalui keterangan tertulis pada Ahad (22/4), ia berjanji akan melahirkan seorang pemimpin baru yang amanah, cerdas dan memikirkan rakyat banyak.