Rabu 25 Apr 2018 09:19 WIB

Pengamat: Pilpres 2019 Memang Butuh Nama-Nama Baru

Pengamat menilai banyak tokoh yang berpotensi menjadi lawan Jokowi di pilpres.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Bayu Hermawan
Ilustrasi Mencari Pemimpin Umat
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ilustrasi Mencari Pemimpin Umat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Lembaga Survey Kedai Kopi Hendri Satrio menilai pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenai pemimpin baru adalah hal yang positif. Menurut dia, di Indonesia masih banyak nama-nama lain yang berpotensi menjadi pemimpin.

"Hal yang diucapkan SBY ini adalah hal yang positif karena artinya kemungkinan besar ada poros selain poros Jokowi," ujarnya, Selasa (24/4).

Menurut dia, selain Prabowo Subianto, masih ada nama-nama baru yang berpeluang menjadi penantang serius Jokowi sebagai capres pejawat. Bukan tidak mungkin jika tokoh-tokoh ini dikembangkan, bisa menyaingi Jokowi dalam pilpres 2019.

"Bisa saja orangnya Rizal Ramli, Abraham Samad, AHY, hari ini jokowi berbicara tentang Susi Pudjiastuti, jadi banyak memang namanya," katanya.

Hendri menambahkan, terlebih dalam beberapa survei, elektabilitas Prabowo masih tetap terpaut cukup jauh dengan Jokowi. "Memang Pak Prabowo itu sebaiknya enggak usah maju. Karena dari berbagai hasil survei kan enggak ada yang menjagokan dia dan jarak antara dia dan Pak Jokowi terlalu jauh. Jadi gambling-nya terlalu besar," ucapnya.

Seperti diketahui, dalam acara silaturahim dengan ulama, umara, dan tokoh masyarakat Kota Cilegon, Ahad (22/4) lalu, SBY berharap akan ada pemimpin-pemimpin baru yang amanah dan cinta rakyat pada masa depan. Namun, Demokrat menepis isi pemberitaan tersebut. Yang dimaksud SBY adalah jamak, pemimpin-pemimpin baru, bukan capres baru.

"Insya Allah akan ada pemimpin-pemimpin baru yang amanah, yang cinta rakyat, memikirkan rakyat, cerdas, kemudian kebijakan dan programnya baik," kata SBY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement