Selasa 24 Apr 2018 14:55 WIB

Politikus PKS: Prabowo Harus Buka Siapa yang Mengancamnya

Jika tidak dibuka ke publik, tuduhan itu justru bisa menyerang balik Prabowo.

Rep: Mabruroh/ Red: Ratna Puspita
Anggota Komisi III DPR-RI, Nasir Djamil usai gelar rapat gabungan Komisi III bersama KPK, Polri, dan Jaksa Agung di Gedung Nusantara II, Senin (16/10).
Foto: Republika/Singgih Wiryono
Anggota Komisi III DPR-RI, Nasir Djamil usai gelar rapat gabungan Komisi III bersama KPK, Polri, dan Jaksa Agung di Gedung Nusantara II, Senin (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Keadilan Sejahterah (PKS) Nasir Djamil menyarankan agar Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto membuka siapa yang telah mengancamnya. Sebab, dugaan adanya ancaman yang disampaikan langsung oleh Prabowo itu telah menyebar luas.

“Menurut saya, Prabowo harus menjelaskan kepada publik siapa yang mengancamnya dan memintanya untuk tidak maju dalam pilpres 2019,” ujar Nasir kepada Republika.co.id, Selasa (24/4).

Dia mengatakan, video yang sudah terpublikasi akan memprovokasi seluruh pendukung Prabowo di Indonesia. Sebab, dia mengatakan, mereka telah dibuat penasaran atas ancaman tersebut.

Dia berpendapat jika tidak dibuka ke publik, tuduhan tersebut justru akan berbalik menyerang Prabowo. Dia mengatakan, publik akan menganggap ancaman tersebut hanya manuver politik Prabowo.

“Jika tidak diberitahu, tentu publik akan menilai publikasi soal ancaman itu mungkin manuver politik belaka. Sebab, sebagai tentara Sapta Marga, sangat pantang kalau ada yang mengancam Prabowo,” kata dia. 

Kendati demikian, Nasir menghormati keputusan Prabowo untuk membuka atau tidak mengenai ancaman tersebut. Di sisi lain, Nasir menambahkan, sebagai kader PKS, dia tidak ingin ada aksi premanisme pada penyelenggaraan pemilihan presiden (pilpres) nanti. 

“Sebagai kader PKS, saya tentu tidak ingin ada kelompok yang menggunakan pendekatan premanisme dalam politik. Apalagi jika benar hal itu dilakukan terhadap Pak Prabowo", ujar Nasir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement