Senin 23 Apr 2018 00:05 WIB

Serunya Minggon Jatinan Pusat Jajan Tradisional Batang

Kegiatan ini merupakan upaya memperkenalkan daya tarik daerah.

Pemkab Batang menggelar minggon Jatinan yang berlangsung di Hutan Kota Rajawali Batang Minggu ( 22/4/18 ).
Foto: istimewa
Pemkab Batang menggelar minggon Jatinan yang berlangsung di Hutan Kota Rajawali Batang Minggu ( 22/4/18 ).

REPUBLIKA.CO.ID,BATANG- Untuk melestaraikan makanan tradisonal dan menghidupkan geliat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Pemkab Batang menggelar Minggon Jatinan yang berlangsung di Hutan Kota Rajawali, Batang, Ahad (22/4). 

Antusias masyarakat untuk mengunjungi Minggon Jatinan sangat luar biasa, terlihat riuh ramai pengunjung Hutan Kota Rajawali yang tidak seperti biasanya. Mereka berbondong–bondong melihat keunikan makanan tradisonal yang selama ini sudah mulai langka. Sehingga baru berapa jam di buka, makanan tersebut langsung ludes terjual. 

“Kegaiatan Minggon Jatinan sebagai upaya pemerintah daerah mengeliatkan usaha makanan tradisonal, yang selama ini sudah mulai punah,” kata Wihaji setelah membuka Minggon jatinan 

Ia juga berharap inovasi dan kreativitas penyaji makanan tradisonal harus terus ada tanpa harus meninggalkan kealamian. Sebab, sekarang masyarakat sudah ingin kembali ke alam atau back to nature

Karena itu, Minggon Jatinan menjadi daya tarik masyarakat Kabupaten Batang maupun luar daerah sebagai destinasi makanan khas tradisonal khas Batang. Hal ini sebagai salah satu dukungan destinasi untuk program tahun kunjungan wisata 2022 sebagai surganya Asia.

“Minggon Jatinan salah satu program untuk mendukung visit to Batang 2022 sebagai sorganya Asia untuk back to Nature atau kembali ke alam, yang berharap ada lonjakan pengunjung ke Batang, selain berwisata juga berinvestasi,” kata Wihaji      

Direktur Madrasah Bisnis Nur Rohman Asayid sebagai penyelanggara mengatakan, kegiatan Minggon Jatainan sebenarnya minggon itu harinya Minggu Jatinan itu letaknya di hutan jati dengan ribuan pohonya, yang bekerja sama dengan PKK Kabupaten Batang dalam pembinaan UKM. 

“Kami ingin menampilkan khasnya Batang dengan menggelar event yang kita namai Minggon Jatinan yang sajian minuman, makanan tradisonal, busana, dan transaksinya pun menggunakan koin tradisonal atau kreweng seharga dua ribu,” kata Nur Rohman.

Penyajian olahan makanan back to nature atau kembali alam yang memiliki konten empat aspek, yaitu edukasi kampung dolanan seperti bakiak, enggarang, gasing, dan segal jenis mainan anak tradisonal. Aspek hiburan rakyat dengan musik calung serta akan diundang komunitas musik. 

“Yang menaraik ada aspek kuliner yang khas yang ada 27 jenis makanan di incak-incak seperti pecel-pecelan, godog-godogan, minuman jamu, kopi, nasi liwet yang sangit, nasi jagung, serabi Kalibeluk yang dikemas secara tradisional,” katanya.

Di samping itu juga, Minggon Jatinan sebagai destinasi wisata dengan halal tourism yang terintegrasi dengan relegi karena ada mushala dan berbasisi syariah. Yang bertujuan untuk menjaga budaya ketimuran dengan menyajikan makanan yang halal dan thoyib. 

“Ini baru kita launching yang setrusnya kita adakanr utin di tiap pekan atau minggu yang mulai buka Pukul 06.00 sampai dengan pukul 12.00. Ini sudah pukul 09.00. Tapi sudah habis karena mungkin yang pertama sebagai pertanda baik,” kata Nur Rohman.

"Namun, demikian, kita akan selalu mengevaluasi kegiatan tersebut setiap bulan agar sekiranya ada makanan yang digandakan karena kita memiliki misi untuk mengangkat UKM Batang untuk kita display, tapi dengan kiteria berbasis alam," kata dia menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement