REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Warga di Palupuah, Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar), kembali melaporkan adanya kemunculan dan serangan harimau terhadap sejumlah hewan ternak, Sabtu (21/4). Laporan ini muncul hanya selang sepekan setelah penangkapan 'Sopi Rantang', anak harimau sumatra berusia dua tahun yang lebih dulu masuk perangkap pada Sabtu (14/4) lalu.
Meski begitu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar sampai saat ini belum bisa memastikan apakah individu harimau yang muncul belakangan punya relasi dengan Sopi Rantang yang kini sudah dievakuasi di Dharmasraya, Sumbar.
Kepala Konservasi BKSDA Wilayah I Sumbar Khairi Ramadhan mengatakan, timnya saat ini sudah turun ke lapangan untuk memastikan kondisi masyarakat, sekaligus melacak posisi harimau yang masih berkeliaran. Setelah masuknya Sopi Rantang dalam kerangkeng pekan lalu, BKSDA Sumbar memang menambah dua unit kerangkeng lagi untuk menjebak dua individu harimau sumatra yang diperkirakan masih berkeliaran di Palupuah, Agam.
Namun sampai masa tunggu tiga hari, Selasa (17/4), dua kerangkeng yang dipasang masih kosong. "Memang ada laporan masyarakat, harimau melukai ternak warga. Hanya saja kali ini di jorong, setingkat dusun, yang berbeda dengan penangkapan Sopi Rantang," kata Khairi, Sabtu (21/4).
Sejak awal tahun 2018, sejumlah laporan tentang kemunculan dan serangan harimau terhadap ternak warga memang bermunculan. Terbaru, anak harimau yang diberi nama Sopi Rantang dipindahkan ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya (PR-HSD). Sopi Rantang direhabilitasi di PR-HSD yang lokasinya berada di dalam area PT Tidar Kerinci Agung, Kabupaten Dharmasraya.
Sopi Rantang diambil setelah keberadaan anak harimau tersebut tidak berhasil 'memancing' induknya ke dalam dua perangkap lain yang juga dipasang. Setelah tiga hari masa tunggu, hingga Selasa (17/4) dua unit perangkap yang dipasang masih kosong. Meski sudah tiga hari di dalam kerangkeng, Khairi memastikan bahwa Sopi Rantang dalam keadaan sehat dan memenuhi kualifikasi untuk melakukan perjalanan darat menuju 'rumah singga' di Dharmasraya.
Khairi menambahkan, Sopi Rantang nantinya akan kembali dilepasliarkan di hutan konservasi di Sumbar setelah diputuskan kondisinya pulih. Pemilihan lokasi pelepasliaran juga akan mempertimbangkan aspek keamanan bagi masyarakat sekitar. Sementara, untuk memancing individu harimau sumatra lainnya yang diyakini masih berkeliaran, BKSDA Sumbar menggunakan umpan berupa kambing.