REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tengah gencar mengimplementasikan sejumlah program yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat baik langsung langsung berupa hasil hutan maupun akses lebih besar terhadap sumber daya hutan.
Salah satu di antaranya, pengembangan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) berbasis partisipasi masyarakat oleh KLHK di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Keberadaan mikrohidro ini dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat yaitu adanya pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan warta, sejalan dengan itu hutan tetap lestari.
Kepala BLI, Agus Justianto, mengatakan keberhasilan ini merupakan bentuk dukungan BLI dan mitra terhadap program perhutanan sosial.
“Pemerintahan Pak Jokowi mendorong akses masyarakat ikut mengelola hutan. Tapi faktanya tidak cukup hanya memberikan akses saja, tapi juga bagaimana memberdayakan dan mendampingi mereka untuk bisa menjaga hutan,” kata Agus lewat siaran pers, Jumat (20/4).
PLTMH yang dikembangkan oleh Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK ini menghasilkan 5.700 watt atau 57 KVA. Ada 113 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di beberapa kampung di satu desa telah memanfaatkannya untuk penerangan dan mendukung peningkatan nilai tambah hasil pertanian mereka.
Hanya dengan membayar 10 ribu rupiah per bulan/KK untuk biaya pemeliharaan, masyarakat sudah dapat memperoleh fasilitas penerangan yang cukup memadai.
Untuk mengembangkan dan mereplikasi kegiatan ini di kecamatan lain yang punya potensi, saat ini pemerintah Kabupaten Bulukumba sedang menginventarisir lokasi-lokasi yang masih membutuhkan pengembangan mikrohidro seperti ini.
Ada kurang lebih 9 desa yang belum teraliri listrik, 1 kecamatan yang hanya beberapa persen saja dialiri listrik, termasuk Kahayang, salah satu lokasi dibangunnya PLTMH ini.
Bupati Bulukumba, Sukri Sappewali menyambut baik dan berterima kasih kepada BLI KLHK, khususnya Balai Litbang LHK Makassar yang telah menghasilkan PLTMH yang ramah lingkungan. PLTMH tidak mengganggu ekosistem pegunungan yang ada, karena air yang digunakan memutar turbin tidak terbuang, tetapi kembali lagi ke jalurnya.
“Ini sangat bermanfaat sekali. Kita akan terus kembangkan dan replikasikan ini untuk desa-desa lain yang punya potensi. Ini sangat hemat dan tidak menelan biaya yang besar,” kata Sukri saat menerima kunjungan Kepala BLI dan jajarannya dalam rangkaian Press Tour BLI di Rumah Jabatan Bupati Bulukumba, Rabu (18/04/2018).
Bupati Sukri juga menambahkan, dengan adanya PLTMH ini, peran masyarakat menjaga kelestarian hutan sangat bagus. “Saya sudah buktikan itu. Kalau ada penjarah hutan datang dari daerah lain, mereka menangkapnya sendiri. Berarti masyarakat sudah memiliki kecintaan yang tinggi terhadap hutannya karena sudah memberi manfaat bagi mereka,” jelasnya.
“Setelah menikmati manfaat PLTMH ini, masyarakat desa tersebut malah menolak instalasi listrik PLN. Masyarakat lebih memilih PLTMH karena lebih murah, per keluarga hanya dipungut 10 ribu per bulan,” kata Sukri di hadapan berbagai media yang mengikuti kegiatan press tour ini.
KLHK juga bersama-sama dengan pemerintah daerah berupaya memfasilitasi masyarakat dalam pemanfaatan hutan terutama jasa lingkungan hal-hal pembaharuan inovasi.
Peneliti mikrohidro Balai Litbang LHK Makassar, Hunggul Yudono, mengungkapkan saat ini BLI bersama LSM pendamping mulai menginisiasi pengembangan produksi kopi hasil masyarakat sampai jadi bubuk, sehingga nilai tambah itu tidak di kota tetapi di kampung.
“Kami berharap, semua pihak bisa berperan. BLI menawarkan ipteknya, LSM dari sisi pendampingannya, masyarakat punya modal kekuatan kebersamaannya dan pemda bisa melanjutkan untuk pengembangan sampai ke pemasarannya,” kata Hunggul.
Sebagai informasi, Kabupaten Bulukumba adalah kabupaten dengan penduduk terpadat ke 4 di Sulawesi Selatan. Tantangan yang dihadapi pemerintah daerah, salah satunya menata kehidupan masyarakat di daerah pegunungan.
Di Bulukumba ada Tahura dan hutan lindung yang harus dijaga, termasuk di Na’na, salah satu lokasi dibangunnya PLTMH berbasis partisipasi masyarakat menjaga hutan ini. Di sana ada 4 hulu sungai yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat 3 Kabupaten, yaitu Bulukumba, Bantaeng dan Sinjai.