Jumat 20 Apr 2018 14:06 WIB

Mardani Yakin Prabowo Bisa Menangi Pilpres

Mardani sebut gerakan ganti presiden karena banyak janji Jokowi yang belum tuntas

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bilal Ramadhan
Anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera
Foto: DPP PKS
Anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera meyakini Pemilihan Presiden 2019 mendatang akan ganti presiden. Meskipun hingga kini wlektabilitas Presiden Joko Widodo masih berada di urutan teratas dengan 58,5 persen dibandingkan tokoh lainnya, berdasarkan hasil survei lembaga penelitian Cyrus Network.

Jokowi berada di atas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam survei melalui pertanyaan terbuka dengan 21,8 persen, disusul Gatot Nurmantyo 2,0 persen, dan Hary Tanoesoedibjo 1,1 persen. "PKS tetap yakin Jokowi dapat dikalahkan pada Pilpres 2019," ujar Mardani kepada wartawan, Jumat (20/4).

Mardani beralasan, perlunya ganti presiden, lantaran banyak janji yang belum dituntaskan oleh Jokowi. Di antaranya target pertumbuhan ekonomi yang meleset, lalu janji agar tidak ada rangkap jabatan di kabinetnya.

Selain itu, gerakan untuk ganti presiden juga sudah bergema di masyarakat. "Bukan hanya gerakan sosmed tapi juga social movement di masyarakat. Ada gerak diam di masyarakat yang siap memberi keputusan dahsyat di 17 April 2019," ujarnya.

Diketahui, Hasil survei yang dilakukan lembaga penelitian Cyrus Network menunjukkan elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) berada di atas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam survei melalui pertanyaan terbuka. Berdasarkan pertanyaan top of mind atau pertanyaan terbuka, elektabilitas Jokowi berada di urutan teratas dengan 58,5 persen.

Di bawah Jokowi, Prabowo, Gatot Nurmantyo, dan Hary Tanoesoedibjo, elektabilitas nama-nama kandidat calon presiden yang disebut responden berada di bawah satu persen. Mereka adalah Tuan Guru Bajang (TGB) 0,7 persen, Susilo Bambang Yudhoyono (0,4), Agus Harimurti Yudhoyono (0,4), Muhaimin Iskandar (0,3), Mahfud MD (0,3), dan Anies Baswedan (0,3).

Kemudian, Susi Pudjiastuti (0,2), Jusuf Kalla (0,2), Megawati Soekarnoputri (0,2), Tri Rismaharini (0,2), Soekarwo (0,2), Ridwan Kamil (0,1), Sri Mulyani (0,1), Puan Maharani (0,1). Lalu, Jenderal (Purn) Moeldoko (0,1), Jimly Assiddhiqie (0,1) dan Airlangga Hartarto (0,1).

Sementara itu, dalam pertanyaan tertutup saat responden disodorkan 22 nama calon presiden, elektabilitas Jokowi berada di angka 56,7 persen, kemudian Prabowo (19,8), Gatot Nurmantyo (3,2), Hary Tanoesoedibjo (2,2), dan Agus Harimurti Yudhoyono (2,1).

Eko mengatakan, jika pemilihan presiden hanya menghadapkan Jokowi dengan Prabowo secara head to head, Jokowi tetap unggul. Elektabilitas Jokowi sebesar 64 persen, sementara Prabowo sebesar 29,8 persen. Sisanya, 3,3 persen belum memutuskan; 1,1 persen tidak memilih; dan 1,8 persen tidak menjawab atau rahasia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement