Kamis 19 Apr 2018 21:19 WIB

Hadapi AFTA, Pemkab Bandung Dongkrak Kualitas SDM

Sedikitnya 500 peserta diberi pelatihan bahasa serta budaya Jepang dan Korea.

Bupati Kabupaten Bandung Dadang M Naser
Foto: dok. Pemda Kabupaten Bandung
Bupati Kabupaten Bandung Dadang M Naser

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Dalam menghadapi Asean Free Trade Area (AFTA), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung terus menggiatkan program peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu upayanya, yakni menggelar pelatihan bahasa serta budaya Jepang dan Korea di Graha Wirakarya Training Center, Jalan Raya Laswi, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung,  Kamis (19/4).  

Acara tersebut dibuka langsung oleh Bupati Bandung H Dadang M Naser SH Sip MIp. Pelatihan bahasa serta budaya Jepang dan Korea diikuti oleh warga Kabupaten Bandung yang disiapkan bekerja ke luar negeri.

Kegiatan tersebut diprakarsai oleh Dinas Tenaga Kerja(Disnaker) Kabupaten Bandung, LPK Wirakarya, dan Soulina. Bupati Bandung H Dadang M Naser SH Sip MIp mengatakan, di era globalisasi ini, terdapat tiga kenyataan yangharus dihadapi. Yakni keterbukaan informasi melalui kemudahan komunikasi dan transportasi, liberalisasi perdagangan yang ditandai pesatnya transaksi ekonomi antarnegara, serta pergeseran kultural yang ditandai dengan adanya asimilasi antarbudaya bangsa-bangsa di dunia.

Jika mengacu pada kenyataan itu, tegas dia, maa penguasaan bahasa asing menjadi salah satu penunjang. Diakui Dadang, ketiga tantangan itu tidak bisa dihindari, namun harus  disikapi dengan mempersiapkan SDM yang unggul.

‘’Kita sudah menandatangani perjanjian AFTA dan kita juga sedang menjajaki kawasan perdagangan bebas asia pasifik atau free trade area of the asia pacific (FTAAP) di 2025,’’ ungkap Dadang. Jika  FTAAP sudah berlaku, ungkap dia, maka persaingan tidak hanya dengan negara ASEAN, tetapi dengan Jepang, Korea Selatan, Cina, Australia, dan Selandia Baru.

Kepala Disnaker Kabupaten Bandung Drs Rukmana MSi menambahkan, kegiatan pelatihan tersebut akan membekali peserta tentang bahasa dan budaya Jepang dan Korea. Sebanyak 300 orang peserta mengikuti pelatihan Bahasa Jepang dan 200 orang untuk Bahasa Korea.

Tujuan dari kegiatan tersebut, sambung dia, yakni untuk mempersiapkan calon-calon tenaga kerja yang siap bekerja di Jepang dan Korea Selatan. ‘’Kita support latih bahasa dan budaya, mental dan wawasan, dengan maksud mempersiapkan mereka. Semua itu gratis,’’ ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement