REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak korban berjatuhan akibat menenggak minuman keras (Miras) oplosan menjadi perhatian jajara Pramuka. Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault mendukung upaya Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk membumihanguskan Miras hingga akar rumput.
Menurut Adhyaksa, Miras bukan saja meresahkan masyarakat dan membahayakan fisik korban, tetapi juga mengancam masa depan generasi muda Indonesia. "Polri dan tokoh-tokoh masyarakat sudah banyak melakukan langkah-langkah untuk membumihanguskan miras oplosan. Sudah banyak juga para pelaku yang dipenjarakan. Kita dukung upaya itu," ujar Adhyaksa Dault di Jakarta.
Menurut Adhyaksa peredaran miras dilakukan secara berjejaring. Pengedar miras bekerja secara rapi. Sehingga, tegas Adhyaksa, dalam memberantas miras, tindakan yang dilakukan Polri harus komprehensif. Adhyaksa Dault menyesalkan konsumsi miras di kalangan remaja juga semakin meningkat. Padahal, Miras sangat berbahaya.
"Rasulullah SAW pernah bersabda, khamr (miras) adalah induk segala perbuatan keji dan sebesar-besar dosa besar. Orang yang minum miras punya potensi berbuat kejahatan lainnya. Banyak juga pemerkosa sebelumnya dia minum miras dan mabuk," katanya.
Adhyaksa Dault menambahkan, minum Miras dapat membuat seseorang kecanduan. Sebab, Miras berhasil menciptakan sensasi tersendiri pada psikologi seseorang. Orang yang sudah kecanduan minuman beralkohol dapat terganggu kesehatan fisik dan mentalnya.
"Dari 22 juta anggota tidak ada satu pun Pramuka minum Miras. Siapa pun boleh cek itu, anggota Pramuka yang aktif dan memiliki tanda kecakapan umum dan khusus, tidak ada yang minum (miras). Karena mereka dilatih secara bertahap dalam kegiatan kepramukaan yang seru dan menyenangkan," kata pria yang murah senyum ini.
Adhyaksa berpesan jangan sekali-kali menyentuh Narkoba dan Miras. Sebab hal tersebut akan menghancurkan masa depan generasi muda.