REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengharapkan kejadian tembok runtuh menimpa sanggar seni yang mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia, di Cirebon, Jawa Barat tidak menjadi trauma bagi para pelaku seni.
"Jangan sampai kejadian ini membuat trauma, nanti bisa menghambat program," kata Mendikbud Muhadjir, di Cirebon, Selasa.
Sanggar Seni Hidayat Jati milik Suherman yang tertimpa reruntuhan tembok, menurut Muhadjir, merupakan salah satu sanggar yang mengimplementasikan program penguatan karakter (PPK) milik Kemendikbud. Karena itu, dia mengaku akan mendorong perhatiannya agar tidak menjadi trauma bagi para pelaku seniman lainnya.
"Program itu mendorong sekolah-sekolah meningkatkan tradisi dan budayanya agar bisa diinternalisasikan, dan dengan adanya kejadian ini diharapkan tidak membuat trauma, agar program terus terlaksana," ujarnya.
Muhadjir mengaku akan memberikan perhatian terhadap sanggar dan dalang, dan selama ini Kemendikbud juga telah menggelontorkan subsidi di bidang kesenian.
"Memang selama ini kami sudah lakukan, kami beri subsidi untuk sekolah dalang, soal perhatian kepada sanggar dan dalang pastilah, kami akan cek ke sana, nanti kami akan lihat," ujarnya pula.
Pada Rabu (18/4) besok, Mendikbud direncanakan akan mengunjungi dan memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal akibat tembok gudang sarang burung walet yang runtuh menimpa sanggar seni."Saya ingin bersilaturahmi kepada keluarga yang anaknya meninggal (akibat tertimpa tembok, Red)," kata Mendikbud.
"Saya juga dapat titipan dari pak Presiden yang berbelasungkawa atas kejadian ini," kata Muhadjir lagi.