Rabu 18 Apr 2018 01:57 WIB

Pakar: Jembatan Ambruk karena Kegagalan Manajemen Konstruksi

Jembatan Lamongan-Tuban ambruk pada Selasa (17/4) sekitar pukul 11.05 WIB.

Petugas bersama warga mengevakuasi sepeda motor yang tercebur dalam kejadian runtuhnya jembatan Widang, di Tuban, Jawa Timur, Selasa (17/4).
Foto: Antara/Aguk Sudarmojo
Petugas bersama warga mengevakuasi sepeda motor yang tercebur dalam kejadian runtuhnya jembatan Widang, di Tuban, Jawa Timur, Selasa (17/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar masalah manajemen konstruksi dari Universitas Pelita Harapan Manlian Ronald A Simanjuntak menilai ambruknya Jembatan Widang karena kegagalan manajemen konstruksi. Jembatan pada jalan nasional Lamongan-Tuban, Jawa Timur, ambruk pada Selasa (17/4) sekitar pukul 11.05 WIB. 

"Ini tak lebih jika dicermati adalah sebuah kegagalan bangunan," kata Manlian saat dihubungi di Jakarta, Selasa malam.

Menurut dia, kegagalan bangunan yang terjadi adalah kegagalan manajemen konstruksi. Dalam konteks kegagalan manajemen konstruksi, ada beberapa pertanyaan permasalahan penting pada kasus itu.

Baca Juga: Penyebab Ambrolnya Jembatan Widang Menurut Kementerian PUPR

Pertama, apakah ada data studi kelaikan proyek jembatan itu yang mencatat tentang disain dan umur bangunan? "Karena ini proyek nasional, bagaimana peran pemerintah pusat dan daerah?" katanya.

Kedua, dia mempertanyakan, apakah ada data desain teknis proyek yang andal. Ini akan digunakan untuk analisis mengetahui apakah desain saat ini masih laik. Lalu, kondisinya saat dikaji di awal, apakah masih andal sampai saat ini.

photo
Petugas mengevakuasi truk di lokasi jembatan Widang yang runtuh, Tuban, Jawa Timur, Selasa (17/4). (ANTARA)

Ketiga, dia mengatakan, apakah ada juga dokumentasi manajemen pemeliharaan proyek, baik dari segi perencanaan, perawatan dan pergantian komponen jembatan dan lainnya. "Sebab ada data bahwa jembatan ini pada 2017 pernah rusak," katanya.

Keempat, Guru Besar Manajemen Konstruksi Universitas Pelita Harapan ini mengatakan, apakah ada dokumentasi manajemen operasional proyek. Kemudian, apakah dokumentasi sudah memiliki keakuratan dari berbagai hasil kajian yang profesional.

Baca Juga: Pemprov Cek Konstruksi Seluruh Jembatan se-Jatim

Jawaban atas semua pertanyaan itu, kata dia, seharusnya bisa dijawab oleh Tim ahli yang diterjunkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ke lokasi. "Dari situ bisa dievaluasi, apakah kejadian itu lebih dominan ke teknis di lapangan atau kesalahan manajemen konstruksi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement