Selasa 17 Apr 2018 20:10 WIB

Nasdem tak Khawatir Hasil Survei Elektabilitas Jokowi

Nasdem tidak khawatir dengan hasil survei tersebut.

Rep: Ali Mansur/ Red: Bayu Hermawan
Jokowi
Foto: setkab.go.id
Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei dari Media Survei Nasional (Median) menunjukkan, meski masih menjadi yang tertinggi dibandingkan tokoh-tokoh lain, namun elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) masih berada di angka 36.2 persen. Survei Median menunjukan elektabilitas Jokowi masih belum tinggi padahal pemilihan presiden (Pilpres) 2019 sudah dekat.

Menangggapi hal itu, politikus Partai Nasdem Syarif Alkadrie mengaku tidak khawatir dengan hasil survei tersebut. Apalagi menurutnya, sekarang lembaga survei bermacam-macam dan hasilnya pun kadang berbeda-beda. Meski demikian, dia menghargai hasil survei itu, karena itu adalah karya ilmiah.

"Kami hargai itu, tapi kami juga memiliki keyakinan bahwa belum ada satu tokoh pun yang menandingi survei pak Jokowi," tegas Syarif, Selasa (16/4).

Memang, Syarif mengatakan, banyak isu-isu yang menyudutkan Joko Widodo, mulai dari isu tenaga kerja, tidak berpihak kepada rakyat kecil juga hutang negara yang sangat besar. Namun, menurutnya apa yang dilakukan oleh itu cukup nyata dan program-programny cukup menyentuh di masyarakat. Sebagai contoh, dalam waktu tiga tahun Joko Widodo bisa menyelesaikan beberapa ruas jalan tol di Jawa, Sumatera, melanjutkan proyek mangkark di Jakarta.

"Di Kalbar ini puluhan tahun, jalan lintas timur tidak selesai tapi jamannya Jokowi hanya tiga tahun bisa selesai. Juga jalan perbatasan border kita lebih baik daripada tetangga. Jadi program-program yang dilakukan pak Jokowi sangat menyentuh di masyarakat," jelas Sekretaris Fraksi Nasdem itu.

Selanjutnya, untuk menaikkan elektabilitasnya, Syarif menjelaskan, adalah bagaimana menjual program-program yang sudah dibangun oleh Joko Widodo dan itu harus betul-betul harus masif di masyarakat. Sehingga hal itu dapat mengcounter terhadap berita-berita yang selama ini yang dilakukan oleh pihak lain.

"Juga menjelaskan kepada masyarakat mengenai hutang Indonesia pada masa jamannya Jokowi sebenarnya. kita beda gimana efektifnya terhadap pinjaman pinjaman, bandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya," tutup Syarif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement