Selasa 17 Apr 2018 06:00 WIB

Maret 2018, Kinerja Perdagangan Sumbar Kembali Merosot

Berdasarkan golongan barang, komoditas ekspor terbesar Sumbar adalah produk lemak.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Buruh tani melakukan penyadapan getah dari pohon karet di perkebunan Desa Gandasoli, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (5/12). Tiga produsen karet terbesar di dunia yaitu Indonesia, Thailand dan Malaysia berencana membatasi ekspor karet yang bertujuan untuk menaikan harga komoditas karet di pasaran dunia.
Foto: Raisan Al Farisi/Antara
Buruh tani melakukan penyadapan getah dari pohon karet di perkebunan Desa Gandasoli, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (5/12). Tiga produsen karet terbesar di dunia yaitu Indonesia, Thailand dan Malaysia berencana membatasi ekspor karet yang bertujuan untuk menaikan harga komoditas karet di pasaran dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kinerja perdagangan Sumatra Barat kembali menunjukkan tren penurunan pada Maret 2018, setelah sempat stagnan pada Februari 2018. Secara kumulatif Januari hingga Maret 2018, nilai ekspor Sumbar juga berada di bawah capaian tahun 2017 lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, nilai ekpsor Sumbar pada Maret 2018 sebesar 126,33 juta dolar AS. Angka ini turun 12,83 persen dibanding ekspor bulan Februari 2018.

Sementara bila dibandingkan dengan capaian periode yang sama 2017 lalu, perolehan ekspor pada Maret 2018 anjlok hingga 29,77 persen. BPS juga mencatat, secara kumulatif nilai ekspor Sumbar pada Januari-Maret 2018 mencapai 411,61 juta dolar AS atau turun sebesar 31,94 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kepala BPS Sumbar Sukardi menjelaskan, berdasarkan golongan barang maka komoditas ekspor terbesar dari Sumbar adalah produk lemak dan minyak hewan/nabati dengan nilai 85,56 juta dolar AS. Posisi ini diikuti golongan karet dan barang dari karet dengan nilai ekspor 26,19 juta dolar AS, serta golongan garam, belerang, dan kapur sebesar 7,24 juta dolar AS. Secara menyeluruh, ekspor Sumbar ditopang oleh komoditas nonmigas.

Bila dipilah berdasarkan negara tujuan ekspor nonmigas, dia menjelaskan, Amerika Serikat berada di puncak klasemen dengan nilai ekspor 37,87 juta dolar AS. Sementara India berada di posisi kedua sebagai negara tujuan ekspor Sumbar dengan nilai 35,44 juta dolar AS, menyusul Bangladesh sebesar 16,05 juta dolar AS.

"Kalau dipilah lagi, penurunan paling besar terjadi pada produk industri pengolahan, yang anjlok 5,73 persen dibanding ekspor Februari 2018," kata Sukardi, Senin (16/4).

Sementara untuk aktivitas impor, Sumbar mencatatkan perolehan impor 29,14 juta dolar AS, terjadi penurunan sebesar 12,61 persen dibanding impor bulan Februari 2018. Nilai impor bulan Maret 2018 naik sebesar 28,74 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara, secara kumulatif nilai impor Sumatera Barat Januari-Maret 2018 mencapai 125,31 juta AS atau mengalami peningkatan 12,20 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Bila dipilah berdasarkan golongan barang, impor Sumbar paling banyak adalah bahan bakar mineral sebesar 21,48 juta dolar AS. Golongan ampas/sisa industri makanan sebesar 4,21 juta dolar AS, dan golongan kertas/karton sebesar 1,32 juta dolar AS. Negara pemasok impor bulan Maret 2018 terbesar adalah dari negara Singapura dan Argentina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement