Kamis 12 Apr 2018 10:15 WIB
Kisah ILC TV One dan Rocky Gerung

Apakah Kitab Suci Itu Fiksi?

Peradaban hancur dan berdarah karena tak memberi ruang untuk berbeda pandangan.

Denny JA, konsultan politik/pendiri LSI
Foto:

Saya begitu terpesona dengan pencapaian gagasan soal kesetaraan dan kebebasan manusia dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia yang terus dilengkapi. Namun saya membuat tulisan yang sudah diterbitkan dalam buku. Judulnya: Hak Asasi Manusia dengan spirit La Ilaha Illalah.

Pengalaman batin individu atas agama boleh berbeda. Bagi saya pribadi, sungguhpun kitab suci itu wahyu, dan memancar kebenaran, ada bagian dalam kitab suci yang lebih bagus dipahami dalam kacamata sastra. Kisah penciptaan Adam dan Hawa misalnya, saya ambil kandungan moral layaknya saya membaca sastra.

Saya tak memandang secara tekstual bagaimana Adam dan Hawa diciptakan dan turun ke bumi. Saya memahami kisah itu sebagai puisi untuk kandungan moral yang suci.

Yang membuat kitab suci bertahan panjang justru karena bahasa puitiknya. Banyak metafor, yang membuatnya dapat diterjemahkan secara beragam sesuai dengan zaman dan level kesadaran individu.

Apakah kitab suci adalah fiksi? Jawaban subyektif dalam pengalaman batin saya: Kitab suci adalah  wahyu dan kebenaran yang banyak elemennya ditulis dalam bentuk puisi.

Saya menonton versi Youtube pernyataan Rocky Gerung di ILC TV one.  Ia mengatakan kitab suci itu membangkitkan  imajinasi seperti fiksi. Tone dan spirit Rocky ketika menyatakan itu justru positif pada kitab suci. Sama sekali tak terasa menista.

Tentu pihak lain dapat memberikan tafsir berbeda. Namun lihatlah spiritnya. Rocky justru mengembalikan fiksi pada khittahnya. Fiksi itu bukan buruk, tapi justru powerful dan memperkaya manusia.

Tapi mengapa Rocky Gerung tetap dipolisikan? Itu renungkan Indonesia hari ini. Kemana Indonesia menuju? Mengapa pengelompokan politik, mengapa distrust antar warga, mengapa kebebasan opini dengan argumen, acapkali berujung bully di media sosial. Mengapa semakin banyak opini harus berakhir di kantor polisi?

Saya teringat lagu ketika masih bocah. Lagu itu terdengar kembali: “ Kulihat ibu pertiwi. Sedang bersusah hati. Air matanya berlinang....

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement