Rabu 11 Apr 2018 12:39 WIB

Wakapolri Ingin Kasus Miras Oplosan Dibahas di Rapat Kabinet

Polri menyebut total korban tewas miras oplosan di Jabar dan Jakarta capai 82 orang.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Keluarga membawa jenazah korban meninggal akibat keracunan minuman keras (miras) oplosan ke dalam mobil ambulans di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (9/4).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Keluarga membawa jenazah korban meninggal akibat keracunan minuman keras (miras) oplosan ke dalam mobil ambulans di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin berharap kasus fenomena minuman keras (miras) oplosan dibahas secara serius oleh selurh stakeholder pemerintahan. Bukan hanya Polri, Syafruddin bahkan berharap kasus ini dibahas di rapat Kabinet.

"Saya mengusulkan masalah ini dijadikan sidang kabinet, untuk Kemenko dan Polhukam," ujar Syafruddin di Markas Polres Jakarta Selatan, Rabu (11/4).

Kendati memandang kasus ini sebagai fenomena yang luar biasa, Syafruddin optimis untuk tidak mengkategorikan kasus ini luar biasa. Ia meyakini, kasus ini bisa diselesaikan dengan koordinasi kelembagaan yang baik oleh seluruh stakeholder.

"Semua Kementerian, lembaga dibenahi sistemnya, ini bisa," kata Syafruddin menegaskan.

Fenomena miras oplosan menjadi perhatian setelah menewaskan puluhan orang di berbagai daerah. Di Jawa Barat, berdasarkan catacan kepolisian 51 orang tewas, dan puluhan lainnya dirawat. Sedangkan di wilayah hukum Polda Metro Jaya, 31 orang tewas. Namun, Syafruddin meyakini masih ada korban lebih banyak. "Saya rasa ratusan," ujarnya.

Untuk itu, Syafruddin kembali menegaskan agar seluruh pihak mau bekerja sama dalam mengatasi miras oplosan ini. "Semua sistem harus dibenahi, bukan hanya Polri semua kementerian lembaga harus turun tangan," ujar Syafruddin kembali menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement