Selasa 10 Apr 2018 21:22 WIB

Pemred Republika: Menjaga Persatuan Adalah Perintah Allah

Pimred Republuka Irfan Junaidi mengapresiasi lima Tokoh Perubahan Republika 2018.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bayu Hermawan
Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaedi memberikan sambutan dalam acara penganugerahan Tokoh Perubahan Republika di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (10/4).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaedi memberikan sambutan dalam acara penganugerahan Tokoh Perubahan Republika di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi mengapresiasi lima tokoh yang menerima anugerah Tokoh Perubahan Republika 2018. Kelimanya telah menjaga persatuan umat dan NKRI siang dan malam.

Lima Tokoh Perubahan Republika 2018 adalah Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Suprajarto, pendakwah Ustaz Abdul Somad, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin danFounder Batik Trusmi Group, Sally Giovanny.

"Pekerjaan merajut persatuan ini bukan hanya urusan duniawi. Tapi panggilan spiritual, perintah dari Allah. Selamat para tokoh yang bekerja siang malam tanpa lelah menjaga persatuan dan melayani masyarakat," kata Irfan saat acara penganugerahan Tokoh Perubahan Republika di Gedung Jakarta Teater, Selasa (10/4).

Lima Tokoh Perubahan Republika yang terpilih tahun ini kata Irfan punya peran berbeda sesuai dengan dunia masing-masing. Ia berharap Tokoh Perubahan dapat terus menginspirasi masyarakat banyak agar sendi-sendi persatuan terus dikumandangkan.

Selama dua tahun terakhir kata Irfan umat dan bangsa ini dihadapkan dengan tantangan begitu berat akibat politik. Masyarakat terpecah akibat beda pilihan. Marak adu domba dan informasi hoaks. Karena itulah menurut Irfan dibutuhkan tokoh inspiratif yang dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga persatuan.

"Dinamika politik tahun lalu sangat ketat. Terpecah karena beda pilihan. 2018 sama. Republika mencoba memberikan reminder kalau kita harus bersatu. Beda pilihan itu biasa," ujar Irfan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement