REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sejumlah ulama dari Jawa Barat (Jabar) mendukung Joko Widodo (Jokowi) maju kembali dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Rais Syuriyah Nahdlatul Ulama (NU) Kota Depok Zainuddi Ma'sum Ali mengatakan, dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, para ulama memberikan masukan agar Jokowi memilih calon wakil presiden (Cawapres) dari kalangan ulama.
"Cawapres beliau (Jokowi) gak menyinggung. Cuma dari ulama yang menyampaikan agar wakilnya dari unsur ulama yang bisa mengangkat suara Jokowi. Jangan sekedar ulama, tapi ulama yang memang bisa mewarnai nusantara," kata Zainuddin di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/4).
Menanggapi saran dari para ulama, Jokowi menyampaikan akan memberikan keputusan terkait calon pendampingnya usai penyelenggaraan Pilkada usai digelar. "Beliau hanya ketawa saja. Bilang kita tunggu karena ini Capres-Cawapres ada Undang-Undangnya minimal 20 persen dan seterusnya, nanti menunggu setelah Pilkada, baru beliau menyampaikan tentang posisi presiden maupun wakil presiden," jelas Zainuddin.
Menurutnya, Jokowi perlu memilih pendamping dari kalangan ulama agar dapat saling bersinergi. Kendati demikian, ia mengaku tak memberikan nama untuk dijadikan sebagai cawapres Jokowi. "Tidak ada. Hanya persyaratan kalau bisa dari ulama. Karena Pak Jokowi nasionalis dan kalau pakai ulama ini sinergi," ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi juga sempat meminta maaf kepada para ulama apabila programnya tak berjalan sesuai dengan keinginan para ulama. Para ulama pun memberikan masukan agar program pembangunan infrastruktur untuk pesantren lebih dimaksimalkan.
"Pembangunan infrastruktur untuk pesantren belum maksimal. Ke depan, di samping infrastruktur jalan, pelabuhan dan sebagainya, maka sisa program yang dua tahun ini kiranya bisa perhatikan pesantren-pesantren," kata Zainuddin.