Sabtu 07 Apr 2018 00:08 WIB

Keluarga Berharap Jenazah Purtiyem Segera Dipulangkan

Purtiyem, TKW asal Semarang dikabarkan meninggal di Arab Saudi.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Andri Saubani
Massa menuntut Pemerintah Indonesia peduli dengan nasib TKI di Arab Saudi. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty la'lang
Massa menuntut Pemerintah Indonesia peduli dengan nasib TKI di Arab Saudi. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Jenazah Purtiyem, Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang meninggal dunia dalam perawatan di salah satu rumah sakit, di negara Arab Saudi belum jelas kapan bakal dipulangkan. Hingga saat ini, pihak keluarga di Dusun Randusari, Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang berharap jenazah ibu satu anak ini bisa segera dipulangkan.

"Sejak kabar duka itu, kami dan keluarga bingung bagaimana caranya agar jenazah Purtiyem bisa segera dipulangkan," kata Jumadi (51), suami Purtiyem, di Pabelan, Jumat (6/4).

Ia mengaku, menerima kabar meninggalnya sang isteri pada Selasa (3/4) sekira pukul 13.30 WIB. Kabar tersebut datang dari salah satu rekan kerja istrinya, sesama TKW di Arab Saudi.

Berdasarkan informasi Purtiyem meninggal di sebuah rumah sakit, karena penyakit lambung yang dideritanya. Sebelum meninggal istrinya tersebut sempat menjalani perawatan lima hari.

"Katanya, Purtiyem mengalami keluhan sakit lambung hingga mengakibatkan kedua kakinya membengkak dan mengeluarkan cairan," jelasnya.

Setelah kabar tersebut, lanjut Jumadi, keluarga besar Purtiyem di Pabelan semakin bingung. Karena mereka sama sekali tidak tahu perihal proses pemulangan jenazah tersebut.

Beberapa hari sebelum kabar duka sampai ditelinganya, Jumadi mengaku jika istrinya sempat berkomunikasi melalui sambungan telepon dengan pihak keluarga di Pabelan. Purtiyem sempat berbicara agak lama dengan putri semata wayangnya, Mariyati (24). Dari pembicaraan ini terungkap jika Purtiyem menyampaikan akan segera pulang.

Bahkan, istrinya mengatakan sudah menyiapkan oleh- oleh untuk cucu mereka. "Perihal sakitnya hingga dirawat di rumah sakit, kami sebelumnya tidak tahu," tambah Jumadi.

Ia juga mengenang, keberangkatan Purtiyem menjadi TKW di Arab Saudi memang sudah lama. Isterinya tersebut sudah menjadi TKW sejak 1996 silam. Selama menjadi TKW, Purtiyem rutin pulang ke kampung halaman dan berangkat lagi untuk bekerja. Terakhir Purtiyem pulang pada 2006.

Saat ini, pihak keluarga berharap, pihak terkait agar membantu memulangkan jenazah Purtiyem. "Karena kalau keluarga harus menanggung biaya pemulangan jenazah ini jelas tidak mampu," tambahnya.

Sementara itu, pihak Pemerintah Desa Glawan telah menyampaikan kepada pihak keluarga Purtiyem akan membantu memulangkan jenazah salah satu warganya tersebut. Sekretaris Desa Glawan, Nur Kholis mengatakan, saat ini pihak desa masih mempersiapkan berkas persyaratan untuk kelengkapan pemulangan jenazah Purtiyem.

Sejumlah berkas yang dibutuhkan saat ini telah ditandatangani Kepala Desa Glawan dan Camat Pabelan. "Kami akan melanjutkan sesuai prosedur yang berlaku, katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement