Jumat 06 Apr 2018 15:01 WIB

Rasio Elektrifikasi NTB Melonjak Signifikan

Pada 2017 rasio elektrifikasi NTB sudah menyentuh angka 84,46 persen.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Petugas PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) mengangkut sejumlah peralatan untuk melistriki Gili Gede di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Rabu (21/2).
Foto: dok. PLN NTB
Petugas PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) mengangkut sejumlah peralatan untuk melistriki Gili Gede di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Rabu (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Rasio elektrifikasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) melesat cukup signifikan dalam sembilan tahun terakhir, atau sejak kepemimpinan Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB). Baik periode pertama pada 2008-2013 bersama Wakil Gubernur NTB Badrul Munir, maupun memasuki periode kedua, 2013-2018, bersama Wakil Gubenur NTB Muhammad Amin.

Data yang diperoleh Republika.co.id dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB, rasio elektrifikasi NTB pada 2008 hanya sebesar 34 persen. Sedangkan pada 2017, rasio elektrifikasi NTB sudah menyentuh angka 84,46 persen.

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi NTB Muhammad Husni menyampaikan, target pertumbuhan rasio elektrifikasi sejatinya hanya mematok angka tak lebih dari tiga persen setiap tahunnya. Namun, realisasi yang terjadi justru melampaui target dengan rata-rata kenaikan rasio elektrifikasi mencapai 5,61 persen per tahun.

Menurut Husni, hal ini tak lepas dari adanya percepatan pembangkit listrik dan program 35 ribu Megawatt (Mw) oleh pemerintah pusat. Di mana NTB 'kebagian' 500 Mw, yang terdiri atas 400 Mw untuk Pulau Lombok dan 100 Mw di Pulau Sumbawa.

Tak sekadar menyasar pada dua pulau besar, pulau-pulau kecil atau yang populer dikenal sebagai gili juga tak luput dari perhatian. Husni menunjuk Gili Gede di Lombok Barat yang sedang pengerjaan kabel bawah laut.

Kemajuan kelistrikan, kata Husni, menjadi bentuk kesiapan NTB dalam menyambut kehadiran investor, yang kerap mengeluhkan kondisi listrik saat hendak menanamkan investasi di suatu daerah. "Tidak ada alasan investor enggan berinvestasi di NTB karena listrik, listrik sudah tidak boleh menjadi kambing hitam mengingat kesiapan kita dalam hal kelistrikan saat ini," ujar Husni kepada di Kantor Dinas ESDM NTB, Jumat (6/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement