Jumat 06 Apr 2018 13:52 WIB

Pengentasan Stunting akan Difokuskan di 100 Wilayah

Daerah ini merupakan tempat yang paling banyak balita menderita stunting.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan Nila F Moeloek memberikan keterangan kepada wartawan Jumat (6/4)
Foto: Debbie Sutrisno/Republika
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan Nila F Moeloek memberikan keterangan kepada wartawan Jumat (6/4)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah akan memfokuskan pengentasan stunting (gagal tumbuh) pada balita di 100 Kabupaten/Kota. Daerah ini merupakan tempat yang paling banyak balita menderita stunting.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, sebenarnya sejak tiga tahun lalu pemerintah sudah mulai menjalankan program mengurangi angka stunting. Salah satunya dengan pemberian biskuit yang merupakan tambahan gizi bagi ibu hamil dan balita. "Tahun ini kita akan fokus kepada desa-desa yang sudah kita tentukan, Kabupaten yang sudah kita tentukan. Jadi tidak semuanya, kita akan fokus kepada hanya 100 Kabupaten/Kota," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jumat (7/4).

Selain lokasi yang difokuskan, pemerintah pusat juga akan mendorong kerja sama yang lebih baik bagi ibu-ibu PKK dan perbaikan Posyandu. Meski demikian, untuk tambahan gizi tetap akan diperhatikan dan ditingkatkan dengan penambahan makanan bergizi dari makanan lokal seperti telur, susu, dan kacang ijo.

Jokowi menuturkan, dana desa yang sekarang pendekatannya melalui program padat karya tunai juga akan diarahkan untuk perbaikan infrastruktur yang menunjang pengentasan stunting. Nantinya program di 100 daerah tersebut bisa diarahkan pada infrastruktur seperti sanitasi, pengadaan air bersih, dan lainnya yang terintegrasi.

Kemarin, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan bahwa intervensi pemerintah dalam meminimalisir stunting memang tidak bisa hanya dari makanan. Intervensi itu harus lebih spesifik misalnya dengan memberikan makanan yang kaya zat besi, kemudian akses air bersih, sanitasi, tranportasi dan sebagainya. Dengan demikian program ini harus dikerjakan oleh lintas sektoral seperti Kementerian Desa.

Dia menuturkan berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada 2013 jumlah anak penderita stunting sebesar 37,2 persen. Artinya, dari 10 anak Indonesia, dua di antaranya menderita gagal tumbuh. Penyebabnya adalah kekurangan nutrisi secara kronis. Sejak bayi berada dalam kandungan, sang ibu tidak memberikan asupan bergizi. Itu menyebabkan sang ibu kekurangan gizi, demikian juga sang bayi.

Biasanya seorang anak yang lahir dalam kondisi stunting juga akan berlanjut dalam masa tumbuh kembangnya. Karena kekurangan informasi mengenai stunting, ibu tidak memberikan asi eksklusif, tidak memberikan makanan pendamping dan sebagainya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement