Jumat 06 Apr 2018 09:09 WIB

Ketika Puluhan Nyawa Terenggut Miras Oplosan Maut

Miras dioplos tiner, spiritus, dan obat antinyamuk.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Karta Raharja Ucu
Pemuda mabuk (ilustrasi)
Barang bukti miras oplosan yang diduga menyebabkan tujuh pemuda tewas seusai pesta miras oplosan. Kamis (4/5).

Menurut dia, pelaku tidak memiliki izin edar untuk menjual minuman beralkohol. Barang yang di jual juga ilegal. Tersangka dijerat dengan Pasal 204 KUHP dan Undang-Undang Pangan.

"Nanti akan ditambah lagi (pasal untuk menjerat korban)," ujar Indra.

Peristiwa ini tak pelak menghadirkan kesedihan mendalam bagi keluarga korban. Tidak terkecuali ibu kandung korban W bernama Aat (56). Ia mengatakan, tersangka Rizal adalah orang yang keji. Dia tega mencampur minuman dengan bahan-bahan berbahaya.

"Minuman racikan mereka yang terakhir ini ternyata dicampur tiner. Gimana orang enggak mati? Kemudian, pas digeledah polisi dari polsek kemarin, ternyata di sana ditemukan tiner, spiritus, dan Autan itu," papar Aat dengan wajah geram saat ditemui Republika.co.id di kediamannya, Rabu (4/4).

Aat geram karena sang anak biasanya hanya meminum racikan jamu untuk menghangatkan badan. Tidak ada campuran bahan yang berbahaya. Namun, hal berbeda terjadi pada peristiwa terakhir .

Aat pun mengungkapkan, pemilik warung jamu di Jakarta Timur merupakan orang yang sama dari pemilik warung jamu di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Korban tewas akibat miras oplosan pun serentak berjatuhan.

"Namanya untungnya besar, mereka tentu melebarkan sayap biar dapat untung lebih banyak lagi," kata Aat.

photo
Kepolisan Resor Metro Bekasi Kota Jawa Barat, menangkap dua pelaku penjual dan peracik miras oplosan yang diduga menyebabkan tujuh pemuda tewas seusai pesta miras oplosan. Kamis (4/5).

Warga sekitar Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, sudah lelah memperingatkan penjual miras oplosan agar tidak berjualan lagi. "Sudah kami kasih tahu, ya, tapi enggak digubris. Mungkin, ya, harus ada yang mati dulu kayak sekarang baru benar-benar ditutup, biar kapok sekalian itu," ujar salah seorang warga RT 02, RW 01, Edi (60), saat ditemui Republika.co.id di warung tak jauh dari lokasi penjualan miras oplosan, Rabu.

Sebagai warga asli Srengseng Sawah, Edi mengatakan, telah banyak orang yang membeli miras oplosan racikan tersangka Rizal. Namun, baru kali ini miras itu menyebabkan kematian massal di waktu yang bersamaan. Ia curiga ada bahan tertentu yang kali ini dicampurkan ke dalam miras oplosan itu.

"Mungkin yang kali ini terlalu over," tutur Edi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement