Jumat 06 Apr 2018 02:17 WIB

Pemerintah Minta Pertamina Bersihkan Minyak di Balikpapan

Tumpahan minyak berasal dari pipa bawah laut Pertamina yang rusak.

Red: Nur Aini
Petugas PT Pertamina membersihkan sampah yang mengandung minyak di kawasan Pesisir Melawai, Balikpapan, Kaltim, Rabu (4/4).
Foto: ANTARA/Sheravim
Petugas PT Pertamina membersihkan sampah yang mengandung minyak di kawasan Pesisir Melawai, Balikpapan, Kaltim, Rabu (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meminta PT Pertamina segera melakukan pembersihan tumpahan minyak dan memperbaiki kerusakan pipa bawah laut di Balikpapan, Kalimantan Timur.

"Kami meminta Pertamina untuk sesegera mungkin melakukan pemulihan laut di sana agar bersih seperti sedia kala," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar usai rapat kabinet terbatas di Istana Kepresideanan Jakarta, Kamis petang (5/4).

Ia menyebutkan setelah pembersihan tumpahan minyak, Pertamina diminta segera memperbaiki pipa minyak yang patah sehingga kilang di Balikpapan dapat beroperasi kembali dengan baik. "Kami minta Pertamina menangani masalah itu secepat-cepatnya," ujarnya.

photo
Pantauan tumpahan minyak di Balikpapan melalui citra satelit radar.

Arcandra mengatakan saat ini pihaknya sedang mencari informasi apakah ada langkah mitigasi terhadap kejadian itu."Ada beberapa langkah yang sedang dilakukan Pertamina sekarang ini," imbuhnya.

Ketika ditanya sanksi untuk Pertamina karena telah menyebabkan munculnya masalah akibat tumpahan minyak dari patahnya pipa minyak itu, Arcandra mengatakan saat ini sedang ditangani pihak berwenang. "Sedang ditangani oleh pihak yang berwenang penyebab patahnya pipa tersebut kita tunggu hasil investigasinya," ucapnya.

Arcandra mengatakan kebutuhan BBM dari produksi kilang di Balikpapan cukup besar sehingga ia berharap kilang itu dapat befungsi seperti sedia kala. Ia menyebutkan potensi kehilangan minyak akibat kerusakan pipa itu sekitar 200 ribu barel per hari.

"Sekitar 200 ribu barel per hari, coba dilihat lagi, saya tidak hafal," katanya.

Ia menyebutkan Kementerian ESDM sedang mengevaluasi "emergency response" program Pertamina dan Program K3 lain sehingga kalau terjadi masalah seperti itu nantinya jelas penangananya. "Yang terpenting adalah Pertamina tidak panik dalam menangani ini kan ada latihan penanganan terhadap kasus dan risiko seperti ini," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement