REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), Rokhmin Dahuri mengatakan kebocoran minyak di Balikpapan berdampak negatif bagi ekosistem laut. Oleh karena itu, ia menyarankan Pemerintah segera membersihkan minyak tersebut.
"Tentu berdampak negatif terhadap ekosistem pesisir. Kawasan pesisir yang kena tumpahan minyak harus segera dibersihkan," kata Rokhmin pada Republika.co.id, Kamis (5/4).
Rokhmin menambahkan, dampak negatif akan besar di wilayah pesisir yang berkarakteristik landai, berpasir, berlumpur, dan ditumbuhi tanaman mangrove. Terkait hal tersebut, ia mengatakan sebaiknya pihak yang menimbulkan pencemaran segera diminta pertanggungjawabannya.
"Hitung kerugian ekologi dan ekonominya. Dan kerugian ini harus dibebankan kepada pihak yang menimbulkan pencemaran supaya ada efek jera," tambah dia.
Baca juga, Ribuan Hektare Wilayah Laut Terdampak Tumpahan Minyak.
Menurut mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI ini, proses pembersihan laut bisa mencapai waktu dua minggu. Pasalnya, wilayah yang terkena kebocoran minyak cukup luas dan minyak yang mengotori laut cukup banyak. "Dengan volume sebesar itu, dalam dua pekan saya kira selesai," ujar Rokhmin.
Sebelumnya, kebocoran minyak terjadi di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur pada Sabtu (31/3). Kebocoran tersebut terjadi karena patahnya pipa penyalur minyak mentah dari Terminal Lawe-lawe di Penajam Paser Utara ke Kilang Balikpapan.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, tumpahan minyak di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (31/3) disebabkan patahnya pipa penyalur minyak mentah dari Terminal Lawe-lawe di Penajam Paser Utara ke Kilang Balikpapan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pun telah menyampaikan luasan wilayah perairan laut yang terdampak tumpahan minyak mentah di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, yang terjadi pada Sabtu (31/3) mencapai ribuan hektare.
"Luasannya mencapai tujuh ribu hektare dengan panjang pantai di sisi Balikpapan dan Penajam Paser Utara sekitar 60 kilometer," kata Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan (P3EK) KLHK Tri Bangun Laksana kepada wartawan di Balikpapan, Rabu (4/4).