REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan tak ada intervensi darinya untuk membebaskan mobil Ratna Sarumpaet yang diderek petugas Dinas Perhubungan (Dishub). Anies juga memastikan tidak ada stafnya yang 'membantu' pembebasan mobil Ratna.
"Nggak, nggak ada. Tidak ada perintah untuk apapun," kata dia di kantor Wali Kota Jakarta Timur, Kamis (5/4).
Anies tak membantah ada telepon dari Ratna kepada stafnya saat penderekan terjadi pada Selasa (3/4) pagi. Bahkan, adanya telepon tersebut tak berarti stafnya mengikuti permintaan Ratna.
Buktinya, kata dia, penderekan mobil Ratna tetap dilakukan petugas di lapangan. "Saya sudah cek, jadi tidak ada (intervensi). Bahkan ketika telepon itu pun tidak kemudian berhenti penderekannya, penderekan jalan terus. Jadi tidak ada intervensi sedikitpun," kata dia.
Menurutnya, pengembalian mobil ke Ratna adalah inisiatif dari oknum yang ada di Dinas Perhubungan. Hal itu, menurutnya, adalah tindakan yang tidak didasarkan pada prosedur yang ada.
Anies tak ingin tindakan di luar prosedur itu dilakukan oleh aparat Pemprov DKI. "Jadi kalau prosedurnya Anda harus bertindak, maka bertindaklah, jika prosedurnya melarang Anda bertindak, ya jangan bertindak. Kita taat itu," ujar dia.
Polemik antara Ratna Sarumpaet dan petugas Dishubtrans DKI mencuat lantaran mobil Ratna diderek petugas karena dinilai parkir di badan jalan di Tebet, Jakarta Selatan. Ratna merasa tak berbuat salah karena tidak ada larangan parkir di tempat ia parkir mobil.
Ia lantas berdebat dengan petugas Dishubtrans dan mengatakan menelepon Anies. Namun, ia mengaku yang mengangkatnya adalah staf Anies. Usai itu, Ratna mengklaim mobilnya dikembalikan petugas dengan permintaan maaf.
Baca Juga: Mobil Ratna Sarumpaet Diderek karena Langgar Perda