Kamis 05 Apr 2018 12:40 WIB

Masyarakat Diminta tak Terprovokasi Isu Tsunami Pandeglang

Sempat marak pemberitaan terkait isu potensi tsunami yang akan terjadi di Pandeglang.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati
Foto: RepublikaTV/Fakhtar Khairon Lubis
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan isu tsunami Pandeglang, Banten. Sebelumnya beredar isu potensi tsunami di Pandeglang yang tingginya bisa mencapai 57 meter.

"Jika masyarakat menerima informasi tentang meteorologi, klimatologi, geofisika termasuk tsunami mohon dicek validasinya dengan mengecek info BMKG," kata Dwikorita dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/4).

Dwikorita melalui video konferensi karena sedang berada di Jayapura, Papua mengatakan, masyarakat dapat mengikuti informasi BMKG melalui website www.bmkg.go.id atau melalui aplikasi info BMKG yang dapat diunduh dari Mobile Apps serta sosial media BMKG. "Kami selalu akan menyampaikan diseminasinya melalui info BMKG yang telah tervalidasi berdasarkan data kegempaan," tambah Dwikorita.

Sebelumnya sempat marak pemberitaan terkait isu potensi tsunami yang akan terjadi di Pandeglang setinggi 57 meter yang sebenarnya masih merupakan hasil modeling penelitian para pakar dan perlu diuji validasinya. Deputi bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly mengatakan hal tersebut, merupakan hasil modeling penelitian dan kajian bersama para pakar yang teruji secara ilmiah, tapi bukan prediksi.

"Karena itu masyarakat diimbau untuk lebih arif dalam memahami info gempa dan tsunami khususnya apabila informasi tersebut masih berupa kajian awal yang belum teruji maka informasi tersebut belum dapat menjadi pegangan resmi yang menjadi acuan dalam upaya mitigasi bencana," tutur Sadly.

Pada kasus hasil kajian potensi tsunami di Pandeglang peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebenarnya tidak melakukan prediksi. Tetapi, mencoba mengungkap potensi yang masih perlu dikaji lebih lanjut berbasis data ilmiah yang lebih memadai karena penelitian tersebut tidak menyebutkan kapan akan terjadinya sehingga dalam hal ini masyarakat diimbau agar tetap tenang.

BMKG juga akan terus melakukan monitoring aktivitas gempa bumi di Indonesia termasuk potensi tsunami dari setiap gempa kuat yang terjadi. Selain itu, BMKG akan segera memberikan informasi tersebut dengan cepat dalam waktu kurang dari lima menit melalui berbagai media diseminasi baik SMS, laman, medsos dan aplikasi info BMKG.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement