REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR — Kepala Desa Ciloto Tjutju Hidayat mengimbau sekitar empat puluh keluarga di Kampung Babakan Ngantay, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, untuk mengungsi ke tempat aman menjelang malam. Sebab, pergerakan tanah masih terjadi.
Bahkan, mereka merasa cemas karena longsor susulan dan pergerakan tanah dapat terjadi kapan pun. Sebab, jarak perkampungan dengan longsor Puncak Pass hanya berjarak beberapa puluh meter dari pemukiman warga.
"Setiap malam tiba, warga meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan ronda malam. Kalau hujan turun deras warga lain diimbau untuk mengungsi ke Balai Desa Ciloto, guna menghindari hal yang tidak diinginkan," kata Kepala Desa Ciloto Tjutju Hidayat pada wartawan, Selasa (3/4).
Saat ini, tutur dia, material longsor berupa lumpur dan bronjong batu hanya terhalang lapangan tenis Puncak Pass Hotel. Dengan demikian, setiap hari pihak desa terus memantau dan mengimbau warga untuk waspada karena ditakutkan longsor susulan kembali terjadi.
Dia menjelaskan, saat ini yang terdampak longsor susulan di Puncak Pass menyebabkan mess TNI yang ada di kampung tersebut rusak. Kerusakan berupa retak di bagian dinding dan lantai. Selain itu, beberapa kamar hotel terancam terbawa longsor bronjong yang ambruk.
"Di lokasi longsor, pergerakan tanah terlihat masih terjadi meskipun kecil, beberapa bronjong yang semua masih berada di atas perkampungan mulai miring. Meskipun pekerja terlihat mulai mengerjakan tahap perbaikan penanganan," katanya.
Dia menambahkan, saat ini aktivitas Puncak Pass Hotel dihentikan, guna menghindari hal yang tidak diinginkan karena longsor susulan masih mengancam kawasan tersebut. Namun sesuai dengan petunjuk Kementerian PUPR Jalur Puncak Pass masih aman untuk dilalui.
"Hotel Puncak Pass sejak terjadi longsor susulan sudah tidak beroprerasi. Kami tidak tahu persis sampai kapan aktivitas hotel akan berjalan normal karena proses perbaikan baru kembali dilakukan," katanya.