Sabtu 31 Mar 2018 15:37 WIB
Nyak Sandang Rindu Keluarganya di Aceh

Ini Kata Nyak Sandang Atas Fasilitan dari Presiden

Selama Nyak Sandang menderita katarak, ia pasrah dengan keadaannya.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus Yulianto
Nyak Sandang (91) usai melakukan operasi katarak di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (28/3).
Foto: ist
Nyak Sandang (91) usai melakukan operasi katarak di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, Nyak Sandang telah dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, sejak Jumat (23/3) lalu. Ia dibawa ke RSPAD awalnya karena mengeluh sakit dan tidak bisa buang air kecil pada Kamis (22/3).

Hal tersebut terjadi setelah ia bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara pada Rabu (21/3).Dalam pertemuan tersebut, Nyak Sandang didampingi oleh keluarganya yakni Maturidi dan anaknya Khaidar. Melalui pertemuannya dengan Jokowi, Nyak Sandang sendiri meminta dioperasi katarak agar bisa membaca Alquran, membangun masjid di kampung halamannya di Kabupaten Aceh Jaya serta membantunya untuk dapat menunaikan ibadah haji.

photo
Presiden menerima Nyak Sandang, pria 91 tahun asal Aceh di Istana Merdeka pada Rabu, 21 Maret 2018.

Oleh karena itu, atas intruksi Presiden Jokowi langsung, akhirnya Nyak Sandang bisa dirawat di RSPAD Gatot Subroto untuk dirawat dan operasi katarak yang dilakukan pada Rabu (28/3). Pascaoperasi katarak pada mata kirinya, saat ini kondisi Nyak Sandang sudah semakin membaik. Jarak pandangnya sendiri mencapai satu meter, bahkan lebih. Namun, penglihatannya masih sedikit kabur karena masih dipakaikan obat salep pada mata yang dioperasi.

"Kondisi terkini nyak Sandang Alhamdulillah pascaoperasi semakin baik bahkan telah dites beberapa kali penglihatannya semakin baik," kata salah satu keluarga Nyak Sandang, Maturidi (50) yang juga merupakan relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh yang mendampingi Nyak Sandang, di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Sabtu (31/3).

Kakek berusia 91 tahun tersebut merupakan salah seorang donatur yang memiliki bukti berupa selembar obligasi atau surat pernyataan utang dari pemerintah yang dikeluarkan tahun 1950 saat ayahnya Ibrahim bersama warga lainnya menyerahkan bantuan untuk membeli pesawat Dakota RI-001 Seulawah. Dimana hal tersebut merupakan cikal bakal berdirinya perusahaan penerbangan niaga pertama di Indonesia.

Seminggu lebih menjalani perawatan di RSPAD, Nyak Sandang merasa rindu ingin bertemu dengan keluarganya yang berada di Kampung Lhuet, kecamatan Jaya, Aceh Jaya. Melepas kerinduan tersebut, pihak keluarganya yang menemani Nyak Sandang sering melakukan kontak melalui sambungan telepon dengan keluarganya yang ada di Aceh.

"Saya pernah hubungin pakai speaker biar beliau denger, sempeat bercanda dengan cucu dan anaknya. Saya dan keluarga hanya fokus membuatnya tersenyum," kata salah satu keluarga Nyak Sandang, Maturidi (50 tahun) yang juga merupakan relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh yang mendampingi Nyak Sandang, di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Sabtu (31/3).

Walaupun Nyak Sandang merindukan keluarganya yang berada di Aceh, namun ia menikmati fasilitas yang diberikan oleh Presiden Jokowi selama ia di Jakarta dan dirawat di RSPAD. Selama di RSPAD pun, ia mendapatkan perawatan yang intensif dari pihak rumah sakit.

"Fasilitasi nyaman dan seperti hotel bintang lima. Nyak Sandang sendiri memang rindu, tapi beliau menikmati dan menghargai fasilitasi dari Presiden di masa tuanya. Pernah diucapkan beliau, 'saya bilang ini surga dunia'," kata Maturidi menirukan ucapan Nyak Sandang.

Nyak Sandang telah menderita katarak bahkan sebelum adanya Tsunami yang memporak-porandakan Aceh, pada 26 Desember 2004 silam. Ia pernah melakukan operasi pada mata kanannya, namun mata kanannya tidak berhasil disembuhkan. Hingga saat ini, mata kanannya tidak bisa lagi berfungsi dan hanya mengandalkan mata kirinya.

"(Mata)Yang kanan pernah di operasi katarak, tapi retinanya tidak mendukung sehingga (mata) kanan tidak bisa sempurna kembali sembuh, bisa melihat hanya bebayang saja," kata Maturidi.

Selama Nyak Sandang menderita katarak, ia pasrah dengan keadaannya. Keluarganya pun selalu membantu dan menuntun Nyak Sandang dalam kehidupan sehari-harinya. Mulai dari berjalan hingga mengurus dirinya sendiri.

"Dibantu anaknya, juga dibantu keluarganya berjalan. Tapi kadang kalau jalan biasa beliau (tanpa) dituntun juga bisa," tambahnya.

Namun, setelah mendapat undangan dari Presiden Jokowi ke Istana Negara, ia maupun keluarga menemukan sebuah harapan. Dan berharap presiden dapat membantu penyembuhan matanya. Akhirnya hal tersebut terwujud dan saat ini mata kiri Nyak Sandang kembali bisa melihat, walaupun mata kanannya sudah tidak bisa berfungsi normal kembali.

photo
Tim ACT Aceh disambut baik keluarga Nyak Sandang.

"Keluarga terima kasih kepada Pak Presiden apa yang sebaiknya dilakukan ke Nyak Sandang," kata Maturidi.

Tidak hanya mendapatkan bantuan operasi katarak, Jokowi juga akan mewujudkan keinginan Nyak Sandang untuk dapat menunaikan ibadah haji setelah semua perawatannya selesai. Dengan diwujudkannya keinginan tersebut, artinya dua dari tiga keinginan Nyak Sandang dipenuhi. Yaitu mendapatkan bantuan operasi katarak dan nantinya dapat menunaikan ibadah haji setelah mendapatkan perawatan di RSPAD.

"Insya Allah (dibantu menunaikan ibadah haji) pernah diucapkan oleh Presiden kalau haji memang telah berkenan Bapak Presiden untuk dapat menunaikan haji sekeluarganya. Bapak presiden juga sempat ngomong, sambil menunggu haji monggo umrah dulu. Tapi itu kembali kepada bapak Presiden gimana tindak lanjutnya," tambahnya.

Walaupun kondisi penglihatannya sudah semakin membaik, ia harus tetap dirawat di RSPAD hingga Rabu (4/4) mendatang. Sebab, Nyak Sandang harus melakukan kontrol untuk memastikan kondisi matanya pascaoperasi.

"Untuk waktu tepat kapan keluarnya dari rumah sakit belum bisa saya pastikan. Nanti setelah hari rabu depan. Dokter mengatakan kita stay di sini sampai kita kontrol hari Rabu besok, untuk kontrol kembali mata beliau," katanya.

Anak pertama Nyak Sandang, Khaidar (45) mengatakan, Nyak Sandang memiliki seorang istri bernama Fatimah (88). Kondisi istrinya pun juga tidak begitu baik, karena umurnya yang juga sudah tidak muda lagi.

Menurut Khaidar, Nyak Sandang memang memiliki keinginan untuk dapat menunaikan ibadah haji bersama anggota keluarganya. Nyak Sandang sendiri memiliki tujuh orang anak dan 32 orang cucu.

Khaidar berharap, agar Nyak Sandang dapat kembali ke kampung halamannya. Pihak keluarga Nyak Sandang juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu Nyak Sandang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement