REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Untuk pertama kalinya, pesawat melakukan pendaratan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Kamis (29/3). Landing pertama tersebut merupakan serangkaian pengujian kalibrasi terhadap instumen alat navigasi. Hal ini dilakukan untuk mencari formulasi panduan pesawat saat melakukan penerbangan selanjutnya di Bandara Kertajati. Pendaratanpun berjalan mulus.
Pesawat kalibrasi tersebut merupakan pesawat jenis Beechcratf King Air B350- i milik Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pesawat dengan kapasitas enam penumpang ini lepas landas dari Bandara Husein Sastranegara Bandung pukul 08.55 WIB dan mendarat dengan mulus pukul 09.15 WIB. Penerbangan Bandung Majalengka ditempuh dengan waku 20 menit. Saat itu, kondisi cuaca pun dalam keadaan cerah.
Usai lepas landas dari Kota Bandung, pesawat berbaling-baling ini langsung secara bertahap mengambil ketinggian sampai 12 ribu di atas permukaan laut. Selama 12 menit diketinggian, pesawat perlahan merendah untuk kemudian menyejajarkan dengan landasan pacu Bandara Kertajati. Airfield lighting system menyala menyambut untuk pertama kalinya pesawat mendarat.
Pesawat tersebut, dikomandoi oleh Pilot Kapten Sri Mulyanto. Di dalamnya membawa First officer Khairuna Fauzi, Flight Inspector I (PO) Dian Yusuf Aminudin, Fligt Officer II (TO) Wahyu Wicaksono, Flight Mechanic Dennis Sagia, Ass Fit Mechanic Ary Firmansyah dan Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra.
"Alhamdulilah penerbangan lancar dari Bandara Husein Sastranegara sampai Bandara Kertajati ini berjalan lancar," ujar Sri Mulyanto dalam rilis yang dikirim oleh Humas Pemprov Jabar, Jumat (30/3).
Pendaratan tersebut tidak dilakukan hanya sekali. Usai menurunkan separuh penumpangnya, penerbangan kembali dilakukan untuk melakukan kalibrasi di dua titik temu runway berkode 14 dan 32 tersebut. Pesawat secara berulang melakukan lepas landas dan pendaratan untuk benar-benar memverifikasi alat bantu pendaratan pesawat.
Menurut Ketua Persiapan Pengoperasian Bandarudara PT Angkasa Pura II Ibut Astono, secara kesiapan sisi udara Bandara Kertajati ini sudah cukup baik. Dengan panjang runway 2.500 dan lebar 60 meter, instrumen perlengkapan standar pendaratan pesawat yakni Precision Approach Path Indicator (PAPI) sudah layak.
"Instrumen sisi udara udara ini sudah 100 persen. Kesiapan lampu di runway juga sudah siap karena memang lampu dibutuhkan sebagai alat bantu pendaratan pada malam hari atau cuaca gelap, mendung dan hujan," katanya.
Menurut Virda Dimas Ekaputra, ia merasa sangat bersyukur karena uji navigasi melalui penerbangan tersebut berjalan lancar. Dengan adanya pendaratan tersebut artinya Bandara Kertajati semakin menunjukan kesiapannya untuk benar-benar bisa beroperasi pada pertengahan 2018 nanti.
"Alhamdulilah, saya bahagia banget. Akhirnya pesawat bisa melakukan pendaratan dengan lancar tanpa hambatan," kata Virda.
Setelah adanya pendaratan tersebut, kata Virda, ia akan melakukan pendaratan berikutnya yang rencananya akan dilakukan pada 2 April 2018 mendatang bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Akan membawa serta juga Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan jajarannya.
"Pada 2 April nanti rencananya akan ada pendaratan lagi yang membawa rombongan Pak Menteri (Perhubungan)," kata Virda.
Virda berharap, setelah pendaratan dan dilakukan 'inspeksi' oleh Menhub bandara bisa benar-benar dipublish sebagai bandara yang layak beroperasi. Setalah itu bandara yang kini pembangunanna sudah menyentuh diangka 92 persen benar-benar bisa melayani penerbangan komersil pada Juni dan penerbangan haji Juli 2018.