Selasa 27 Mar 2018 14:21 WIB

Rencana Pembangunan Aeromovel Bekasi Gagal

Aeromovel menghubungkan Harapan Indah dan Kemang Pratama Bekasi.

Rep: Fergi nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Aeromovel di TMII
Foto: Republika/ Wihdan
Aeromovel di TMII

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Penerapan rencana pembangunan aeromovel (kereta angin) di Kota Bekasi dipastikan tidak akan terlaksana. Konsorsium swasta yang terdiri atas tiga kontraktor di wilayah setempat dikabarkan bubar karena nilai investasi pembangunan transportasi massal dianggap sangat tinggi, mencapai Rp 2 triliun.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Bekasi Johan Budi Gunawan mengatakan, belum mendapat kejelasan dari tiga konsorsium swasta yang ingin membangun aeromovel di Kota Patriot ini. Rencana pembangunan itu tidak ada kejelasan selama dua tahun dan tanpa kepastian.

"Aeromovel masih dalam tahap mencari pihak ketiga yang berminat membangunnya," kata Johan di Bekasi, Selasa (27/3).

Langkah awal Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi optimistis proyek yang dibangun melalui konsorsium tiga kontraktor, yakni PT PPP Indonesia, PT Cakar Bumi Intergritas, dan PT Intiadi Dwi Mitra Sejati ini bakal dibangun sesuai jadwal.

Rutenya sudah dipetakan, dari daerah Kemang Pratama, Kecamatan Rawalumbu sampai Harapan Indah Bekasi, Kecamatan Medansatria, dengan jarak 12 kilometer. Lintasannya dibuat melayang di atas dengan ketinggian lima meter dengan jarak masing-masing tiang pancang sejauh 25 meter.

Keberadaan transportasi ini diyakini dapat memangkas waktu perjalanan dari Kemang Pratama-Harapan Indah atau arah sebaliknya, dari 45 menit menjadi 30 menit.

Kereta yang mampu mengangkut 300 penumpang itu awalnya akan dibiayai oleh investor swasta, bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bekasi. Keseriusan pemerintah terhadap transportasi ini kemudian dituang dalam nota kesepahaman (MoU) dengan pihak yang bersangkutan pada Rabu, 25 Maret 2015 silam.

Johan menilai pihak konsultan terlalu optimistik dalam memaparkan studi kelayakan atau feasibility study (FS) ke pemerintah. Mereka menyebut, dalam sehari jumlah penumpang yang bisa terangkut dengan aeromovel mencapai puluhan ribu orang.

Angka ini dianggap terlalu berlebihan, sebab pola pergerakan masyarakat Kota Bekasi cenderung ke DKI Jakarta untuk bekerja. Sementara, aeromovel merupakan transportasi yang menghubungkan wilayah utara dengan selatan di Kota Bekasi.

"Sekitar 36,6 persen warga Kota Bekasi bertolak ke DKI Jakarta sejak pagi setiap hari kerja dari Senin-Jumat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement