Selasa 27 Mar 2018 08:56 WIB

Menko PMK Sebut Perpusnas Merupakan Big Data Indonesia

Perpustakaan Nasional tak hanya seperti 'mesin pencari' tapi menyediakan analisis.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Salah satu ruang di gedung depan Perpusnas yang difungsikan sebagai museum.
Foto: MGROL 99
Salah satu ruang di gedung depan Perpusnas yang difungsikan sebagai museum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat saat ini harus dapat dimanfaatkan perpustakaan dalam mempercepat diseminasi ilmu pengetahuan dan meningkatkan literasi. Ke depannya Perpustakaan Nasional (Perpusnas) bahkan bisa berperan sebagai big data Indonesia.

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat menghadiri Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Perpustakaan Nasional Tahun 2018 di Gedung Layanan Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (26/3) lalu, seperti dalam siaran persnya.

"Ke depan, Perpustakaan Nasional dapat berperan menjadi Big Data Indonesia, tidak hanya seperti Yahoo ataupun Google, sebagai mesin pencari, tetapi juga menyediakan platform data dan analisanya," katanya.

Sebab salah satu prioritas program pemerintah yang akan diperkuat dan dipertajam ke depan adalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkaitan erat dengan pendidikan, keterampilan, dan keahlian. Peningkatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat pembangunan.

"Peningkatan kapasitas SDM, erat kaitannya dengan literasi. Melalui literasi, pengetahuan, keterampilan, dan keahlian dapat terus ditingkatkan dan berdaya saing," ujarnya.

Puan menyebutkan, hasil penelitian Perpustakaan Nasional 2017 menunjukkan bahwa frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata tiga hingga empat kali per pekan dengan lama waktu membaca per hari rata-rata hanya 30-59 menit. Sementara jumlah buku yang ditamatkan per tahun rata-rata hanya 59 buku. Data ini menunjukkan bahwa minat baca masyarakat harus ditingkatkan. Salah satunya dengan memfasilitasi kebutuhan buku masyarakat.

Di dalam situasi literasi masyarakat Indonesia yang masih rendah tersebut, perpustakaan menurut Puan harus dapat mengambil peran yang tepat. Perpustakaan selain menyediakan sumber-sumber bacaan untuk menggali informasi dan pengetahuan, dapat juga dikembangkan untuk memfasilitasi masyarakat dengan berbagai kegiatan pelatihan dan keterampilan berbasis literasi.

Dalam kesempatan ini, Menko PMK juga ingatkan agar perpustakaan nasional tidak hanya megah gedungnya tetapi juga ramai pengunjungnya. Tantangannya adalah bagaimana menarik minat anak-anak Indonesia untuk datang ke perpustakaan.

"Oleh karena itu, perlu juga dipikirkan upaya 'Gerakan Gemar Membaca' untuk anak-anak usia dini agar mereka tertarik dan gemar membaca," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement