REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Debbie Sutrisno, Adinda Pryanka
Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus melakukan langkah tiki-taka untuk menjaring calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2019. Jokowi bergerak dari satu titik ke titik lain bak sedang menggiring bola sambil menyampaikan pesan-pesan penting kepada individu dan parpol yang ingin bersanding dengannya.
Jokowi sudah bertemu dengan sejumlah tokoh partai pendukung terkait Pilpres 2019. Terakhir, capres pejawat ini bertemu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kebun Raya Bogor akhir pekan lalu. Pertemuan berlangsung santai di mana Jokowi mengenakan kaus kuning dan Airlangga kaus putih.
Gerakan lincah Jokowi lainnya adalah dengan membuka pintu seluas-luasnya kepada siapa saja yang ingin mengajukan cawapres. Ia menyambut baik usulan nama-nama untuk calon wakil presiden (cawapres) pendamping dirinya pada Pilpres 2019. Termasuk, pengajuan calon menteri jika kelak dia terpilih.
Jokowi mengatakan, nama-nama yang disampaikan partai politik (parpol) tersebut akan menjadi bahan kajian tim internal. Jadi, ia mempersilakan membuat kriteria dari partai koalisi dan menyodorkan nama berapa pun.
“Itu tidak apa-apa. Namanya juga itu dinamika politik kita," kata Jokowi setelah membagikan sertifikat tanah di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin (26/3).
Menurut Jokowi, semua informasi yang diberikan parpol tetap akan menjadi pertimbangan. Meski demikian, masyarakat juga akan ikut andil menentukan sosok mana yang memang tepat mendampingi dia menjadi calon wakil presiden ataupun menteri yang membantu menjalankan pemerintahan.
Untuk calon wakil presiden yang dianggap menemaninya, mantan wali kota Solo ini memenuturkan bahwa nama itu belum ada. Sebab kriteria itu masih 'digodok' tim internal.
Pihaknya juga belum melakukan komunikasi dengan semua partai pendukung sebab mereka juga masih melakukan kajian yang sama. “Itu masih panjanglah, masih lama. Jangan ditanyakan lagi, masih lama," ujar dia.
Jokowi sudah punya pilihan
Secara terpisah, menanggapi pertemuan antara Jokowi dan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, di sekitaran Kebun Raya Bogor pada Sabtu (24/3), Pendiri Lembaga Survei Kedai Kopi, Hendri Satrio, menduga dua kemungkinan isu yang diperbincangkan. Salah satunya, kemungkinan mengajukan wacana memilih cawapres dari luar partai politik pendukung.
Ada beberapa faktor yang mendasari dugaan Hendri. Termasuk di antaranya pola komunikasi Jokowi yang saat ini fokus ke parpol pendukung. "Saya melihat, Jokowi tengah meminta pendapat terkait wacananya itu. Masukan dari Airlangga sebagai ketua partai besar tentu akan bermanfaat," ujarnya, Senin (26/3).
Kemungkinan berikutnya, Jokowi sudah memiliki pilihan dari koalisinya dan ingin meminta pendapat pada partai politik pendukung lain. Namun, Hendri melihat, dugaan pertama memiliki potensi lebih besar mengingat gerakan Jokowi yang intensif ke koalisinya.
Kemungkinan lain yang tengah berkembang adalah Jokowi mengajak Airlangga menjadi cawapres dalam Pilpres 2019. Untuk poin ini, Hendri pesimistis akan terjadi.
Selain sejarah kedua partai pengusung, PDIP dan Golkar, yang tidak baik ketika dipasangkan dalam pemilu, sosok Airlangga belum bisa meningkatkan elektabilitas Jokowi.
Hendri juga menilai langkah Airlangga masih jauh untuk menapak ke bursa cawapres Jokowi. Sebab, sosoknya tidak akan memberi kontribusi besar terhadap elektabilitas Jokowi.