Selasa 27 Mar 2018 06:45 WIB

Titiek Soeharto: Probosutedjo Seperti Pak Harto

Probosutedjo meninggal pada Senin (26/3) pagi.

Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto (jilbab putih) usai memakamkan jenazah Probosutedjo di Makam Somenggalan, Dusun Kemusuk, Kabupaten Bantul, Senin (26/3) malam.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto (jilbab putih) usai memakamkan jenazah Probosutedjo di Makam Somenggalan, Dusun Kemusuk, Kabupaten Bantul, Senin (26/3) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Putri mendiang presiden kedua RI Soeharto, Siti Hediyati Hariyadi atau Titiek Soeharto menilai almarhum Probosutedjo memiliki semangat seperti Soeharto dalam hal memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

"Pak Probo sama seperti Pak Harto, selalu konsern dan prihatin dengan keadaan masyarakat yang masih banyak belum sejahtera serta belum mengenyam pendidikan," kata Titiek saat ditemui seusai prosesi pemakaman jenazah Probosutedjo di Kompleks Pemakaman Somenggalan, Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (26/3) malam.

Menurut Titiek, adik mendiang Presiden Soeharto itu memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan. Hal itu diwujudkan dengan pembangunan Universitas Mercu Buwana serta Sekolah Kesatuan Bangsa di Sedayu, Bantul.

"Beliau membangun Universitas Mercu Buwana dan telah meluluskan ribuan sarjana. Kami ikut bangga sebagai keluarga bahwa beliau mendarmabaktikan hidupnya untuk pendidikan," kata dia.

Titik mengaku bertemu dengan Probo itu beberapa bulan lalu. Ia menyadari bahwa kondisi pamannya itu sudah lemah kerena menderita penyakit kanker bertahun-tahun.

"Pertemuan beberapa bulan yang lalu saat mengunjungi kediamannya bersama Mbak Tutut. Beliau sudah lemah, sudah sakit kanker bertahun-tahun dan selama ini sudah berobat, dalam usianya 87 tahun beliau sudah lemah," kata dia.

Tidak hanya keluarga dan kerabat, ratusan warga dari berbagai elemen dan komunitas, ratusan personel TNI, kepolisian, dan veteran ikut hadir memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum dalam prosesi pemakaman yang dimulai pukul 19.30 WIB itu.

Pusara Probosutedjo diapit dua makam, yakni makam ayahandanya Atmopawiro di sebelah kanan dan makam Kyai Joyowigeno yang merupakan tokoh masyarakat Kemusuk di sebelah kiri.

Probosutedjo meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo pada Senin (26/3) pukul 7.05 WIBp. Probosutedjo lahir di Bantul, Yogyakarta, pada 1 Mei 1930. Dia dikenal sebagai pengusaha ternama Indonesia.

Semasa hidup, Probosutedjo menjabat sebagai Direktur Utama PT Menara Hutan Buana. Ia memiliki Yayasan Menara Bhakti, Universitas Mercu Buana Jakarta, dan Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Ia juga tercatat menjadi penasihat di Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement