Senin 26 Mar 2018 20:40 WIB

Pembaca Dunia Incar Buku Agama Asal Indonesia

Buku Islam asal Indonesia dinilai sangat menarik oleh komunitas internasional.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Wakil Ketua Ikapi Pusat - Amalia B. Safitri
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wakil Ketua Ikapi Pusat - Amalia B. Safitri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menjadi salah satu negara incaran para penikmat literasi dunia yang mencari sumber buku-buku terkait keagamaan. Penerbit dan konten buku khususnya tentang Islam asal Indonesia dinilai sangat menarik oleh komunitas internasional.

Hal ini diungkapkan Wakil ketua Bidang Buku Anak, Remaja, dan Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Pusat Amalia B Safitri saat berkunjung ke kantor Republika, Senin (26/3). Menurutnya, ini menjadi kesempatan yang sangat besar bagi Indonesia baik dari sisi peningkatan citra maupun penjualan secara fisik.

Buku-buku Islam Indonesia banyak dicari pembaca dari Asia, seperti Kuala Lumpur dan Brunei Darusalam yang masih tidak memerlukan tranlasi karena satu rumpun menggunakan bahasa Melayu sehingga bahasa asli buku masih bisa dipahami.

Pembaca lintas bahasa pun tidak surut semangatnya dalam mencari buku Indonesia meski harus lintas bahasa. "Buku-buku asal Indonesia tentang agama ini dinilai menarik oleh mereka, dari segi penampilan juga konten yang tidak monoton," katanya.

Buku tentang agama Islam dari penulis dan penerbit Indonesia dianggap tidak membosankan jika dibandingkan buku dengan tema sama asal negara lain. Saat pameran-pameran di luar negeri, Ikapi pun sering mencari ragam buku agama untuk turut serta ditampilkan.

"Ini karena permintaannya cukup tinggi, yang dicari itu ya buku anak, novel, dan buku-buku agama," kata Amalia.

Meski demikian, potensi ini belum sepenuhnya bisa dimaksimalkan karena masih minim dukungan. Tidak banyak penerbit buku Islam yang bisa turut serta saat pameran di luar negeri karena terbatasnya dana. Dukungan dari pemerintah pun masih dinilai kurang dari harapan meski ini terkait citra Indonesia.

Ketua Ikapi Pusat, Rosidyati Rosalina menyampaikan hal yang sama. "Unggulan produk Indonesia itu adalah buku agama, banyak penerbit luar mencari buku Islam dan ini Pekerjaan Rumah buat kita, jadi ayo kita sinergikan," katanya.

Ia juga mengatakan Ikapi sering kesulitan mencari penerbit buku Islam saat hendak pameran di luar negeri. Padahal pameran ini menjadi salah satu gerbang pengenalan buku Indonesia di kancah internasional.

Jika pamor Indonesia sudah baik maka perlu dibarengi dengan sinergisitas penyediaan produk untuk memenuhi permintaan yang tinggi. Maka berbagai manfaat bisa dinikmati oleh semua pihak yang terlibat.

"Tapi kita akan terus mencoba setiap tahunnya," katanya. Indonesia sudah sering diundang dalam acara-acara buku taraf Internasional.

Seperti menjadi tamu kehormatan dalam Frankfurt Book Fair 2015, Country of Focus Asian Festival of Children's Content Singapore 2017 dan tahun ini di Kuala Lumpur International Book Fair. Tahun depan, Indonesia akan menjadi Focus Market dalam London Book Fair. Menurut Sekretaris Jenderal Ikapi Nurcholis Ridwan, ini adalah bukti bahwa Indonesia sudah sangat diperhitungkan dan menjadi negara berpotensi tinggi di dunia literasi global.

Nurcholis juga mengakui kebutuhan buku-buku Islam sangat mendominasi dan mendapat tempat yang besar. Dengan hal ini, ia berharap akan lebih banyak penerbit buku Islam yang ikut serta dalam setiap event global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement