Senin 26 Mar 2018 16:58 WIB

Pertalite Mahal, Konsumen di Bandar Lampung Serbu Premium

Warga harus rela antre panjang mengingat stok premium terbatas.

Rep: Mursalind Yasland/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas membantu konsumen mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite pada kendaraan di SPBU Yos Sudarso, Jakarta, Ahad (25/3).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas membantu konsumen mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite pada kendaraan di SPBU Yos Sudarso, Jakarta, Ahad (25/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite, membuat pengemudi kendaraan motor dan mobil menyerbu SPBU yang menyediakan BBM jenis Premium di Bandar Lampung.  Selisih harga yang cukup jauh membuat konsumen membeli premium, namun sayangnya jatah Premium sangat terbatas sehingga banyak yang tak kebagian.

Pemantauan Republika.co.id, Senin (26/3), sehari setelah kenaikan harga Pertalite menjadi Rp 8.000 per liter, konsumen kendaraan motor dan mobil beralih ke premium, meski harus antre panjang hingga ke luar SPBU. SPBU Imam Bonjol antrean mobil dan motor hingga ke jalan rayat, hal sama juga terjadi di SPBU Pramuka, dan SPBU Kartini.

Antrean kendaraan terutama motor dan mobil Angkutan Kota (Angkot) rela menunggu giliran mengisi Premium di SPBU Imam Bonjol. SPBU tersebut hanya mendapat jatah delapan kiloliter premium, sehingga stok selalu habis tidak sampai berjam-jam, apalagi antrean panjang.

''Lumayan beli Premium Rp 6.450 per liter daripada beli Pertalite Rp 8.000. Lagi pula belinya banyak sampai 20 liter,'' tutur Toto, pengemudi mobil angkot Tanjungkarang-Kemiling.

Ia berharap SPBU menyediakan stok Premium lebih banyak lagi, karena peminat premium itu kalangan masyarakat bawah, seperti tukang ojek sama sopir angkot. Selama ini, SPBU selalu mengeluarkan pengumuman Premium Habis, Premium Kosong. Padahal, Premium itu untuk kalangan masyarakat bawah tapi tidak diperhatikan.

 

Baca juga, Ini Alasan Harga Pertalite Naik. 

 

Sedangkan pengemudi motor sebagian rela mengantre lama untuk mendapat jatah Premium dengan harga murah, sebagian lagi memburu Pertamax. Kalau saya pilih Pertamax selisih Rp 1.000 daripada Pertalite. Kalau premium antre lama, ujar Hadi, pengemudi ojek daring.

Pengelola SPBU Kartini terpaksa mengatur arus kendaraan yang mengantre terutama mobil untuk mengisi Premium. Mobil pribadiyang kelas menengah ke atas dialihkan ke Pertalite atau Pertamax.

 

Sedangkan mobil angkot dan motor diperbolehkan mengisi Premium asalkan mengantre. Selagi Premium tersedia, kami buka. Tapi jatahnya sedikit, kata Sardi, petugas SPBU setempat. n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement