REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Jumlah penderita tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Banyumas masih terus mengalami peningkatan. Bila pada 2015 sebanyak 2. 970 penderita, maka pada 2016 meningkat menjadi 2.981 penderita.
Bahkan pada 2017, temuan kasusnya mengalami peningkatan cukup tinggi menjadi 3.569 orang. "Penambahan jumlah penderitanya memang cukup tinggi. Bahkan dari jumlah tersebut, tercatat sudah 17 penderita yang meninggal dunia,'' kata pengelola Program TBC Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Misty Rahayu, Sabtu (24/3).
Dia menyebutkan, penderita TBC di Banyumas lebih didominasi kalangan warga pada usia produktif atau usia sekitar 25-50 tahun. ''Lebih dari 50 persen penderita merupakan warga pada usia produktif. Selebihnya terdiri dari kalangan balita, anak-anak, dan orang tua," ujarnya.
Jumlah penderita TBC sebanyak itu, menurut Misty, menempatkan Kabupaten Banyumas sebagai kabupaten yang menduduki peringkat tujuh kabupaten yang memiliki jumlah penderita TBC terbanyak di Jawa Tengah. Untuk menekan makin meningkatnya kasus TBC, dia menyebutkan Dinas Kesehatan Banyumas terus melakukan upaya pencegahan penularaan TBC, antara lain dengan membentuk relawan kesehatan minimal 10 orang di setiap Kecamatan.
"Mereka bertugas melakukan sosialisasi mengenai penyakit TBC dan pencegahan penularannya, mendatangi warga yang diduga terkena TBC, dan mendorong segara memeriksaan diri ke Puskesmas dan mengobat," jelasnya.
Selain itu, bagi penderita TBC juga diterapkan kebijakan bebas biaya pengobatan di puskesmas. Sementara dalam rangka memperingati Hari TBC Sedunia pada Sabtu (24/3), Dinas Kesehatan Banyumas menyelenggarakan pemeriksaan gratis di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Purwokerto. Sedangkan pada Ahad (25/3) diselengarakan senam massal dan pemeriksaan gratis TBC di GOR Satria Purwokerto.