REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggabungan transaksi bersama Gerbang Tol (GT) Kamal 1 dan GT Kamal 3 diperkirakan dapat mengurangi antrean kendaraan yang terjadi di GT Kayu Besar sekitar 10 persen.
AVP Toll Collection Management Hendri Taufik menjelaskan, transaksi tol yang awalnya dilakukan di Gerbang Tol (GT) Kayu Besar menyebabkan antrean kendaraan mencapai 1,5 km. Setiap hari kendaraan yang masuk GT Kayu Besar mencapai 55 ribu unit per hari. GT Kayu Besar sebelumnya melayani kendaraan yang datang dari tiga jalur yang berbeda di antaranya, kendaraan dari arah Pluit, Cengkareng atau Bandara dan Pantai Indah Kapuk.
"Jadi macetnya sekitar 1,5 km panjangnya. Itu (antrean kendaraan) saat pick hour, sore ya jam 5.00 sampai jam 7.00," kata Hendri di GT Kamal 1, Jakarta, Sabtu (24/3).
Namun, setelah ditiadakannya transaksi di GT Kayu Besar, dipastikan akan dapat mengurangi antrean kendaraan di gerbang tol. Sehingga, dapat memberikan kenyamanan terhadap pengguna jalan tol.
"Jadi intinya ini (ditiadakannya transaksi di GT Kayu Besar) merupakan salah satu program pelayanan kepada pengguna jalan supaya lebih lancar pelayanan lalu lintasnya," kata Hendri.
Untuk mengurangi kemacetan tersebut, transaksi tidak hanya dialihkan ke GT Kamal 1 dan Kamal 3 . Namun, GT Kamal Utama juga dibangun untuk transaksi tol bagi kendaraan yang berasal dari Pantai Indah Kapuk dan sekitarnya.
GT Kanal Utama tersebut telah dibangun empat bulan sebelum dioperasikannya penggabungan transaksi tol GT kamal 1 dan GT Kamal 3 pada Sabtu (24/3) ini. Artinya, hari ini merupakan transaksi perdana di GT Kamal Utama, yang menjaring kendaraan yang mengarah dari Pantai Indah Kapuk dan sekitarnya.
"Dulunya dipungut di Kayu Besar, sekarang dipungut di Kamal Utama untuk dari yang Pantai Indah Kapuk. Kalau dari Pluit di pungut di Kamal 1, kalau dari bandara di pungut di Kamal 3," kata Kepala Bagian Humas PT Jakarta Lingkat Baratsatu (JLB) Ucuk Suherman.
Ucuk menjelaskan, terdapat tiga gardu yang telah disiapkan di GT Kamal Utama di antaranya, terdapat dua Gardu Tol Otomatis (GTO) multi-golongan, dan satu GTO untuk single golongan.
"Single golongan ini khusus untuk kendaraan-kendaraan tertentu, terkategori untuk kendaraana kecil. Kalau untuk multi golongan dipergunakan untuk golongan 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya," kata Ucuk.
Selain itu, transaksi pembayaran juga dlakukan dengan menggunakan electronic payment. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan pemerintah dalam menerapkan pembayaran nontunai di seluruh gerbang tol.
"Namun dari sisi kami, dari pengelola tol ingin berupaya sama-sama meningkatkan service excellent untuk bagaimana caranya, apa yang harus kami lakukan sebagai pengelola. Ya agar ada kepuasan dari sisi pengguna jalan dari berbagai arah," ujar Ucuk.
Penggabungan transaksi bersama Gerbang Tol (GT) Kamal 1 dan GT Kamal 3 mulai diberlakukan pada pukul 06.00 WIB, Sabtu (24/3) ini, oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Jakarta Linglar Baratsatu (JLB). Penggabungan tersebut merupakan tahap awal pelaksanaan integrasi Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) dengan Jalan Tol Akses Tanjung Priok secara menyeluruh.
AVP Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Dwimawan Heru mengatakan, penggabungan transaksi tersebut dilakukan guna mempermudah pengguna jalan tol. Hal itu juga dilakukan untuk meningkatkan pelayanan transaksi bagi pengguna jalan tol. "Penggabungan transaksi ini dilakukan dalam rangka mempermudah pengguna jalan dan peningkatan layanan transaksi. Dari yang tadinya membayar dua kali menjadi satu kali," kata Heru di GT Kamal 1, Jakarta, Sabtu (24/3).
Baca juga: Penggabungan Transaksi Gerbang Tol Kamal Mulai Hari Ini