Jumat 23 Mar 2018 08:56 WIB

Upaya Pemerintah Bengkulu Tekan Angka Kekerasan Perempuan

Kampaye He for She, karena kampanye ini sudah kami inisiasi sejak dua tahun yang lalu

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Seorang anak mengikuti aksi menentang kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Seorang anak mengikuti aksi menentang kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampanye He For She menjadi salah satu kegiatan dalam Kalender Of Event 50 Tahun Bengkulu Emas 2018 di Lapangan Bendungan Seluma, Kabupaten Seluma, Kamis (22/03). Kampanye ini digelar untuk meningkatkan peran perempuan menuju kesetaraan gender.

 

Pemprov Bengkulu serta masyarakat Bengkulu memiliki komitmen tinggi atas kesetaraan gender dan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak. Karena itu, sejalan dengan kampanye ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu telah melakukan berbagai macam upaya untuk mengentaskan kekerasan, salah satunya dengan membentuk 2.632 orang yang tergabung dalam Satuan Tugas Penanganan Perempuan dan Anak (Satgas PPA).

 

Selain itu, serangkaian Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur, Keputusan Gubernur dan juga Keputusan Bersama terkait perlindungan perempuan dan anak telah dilahirkan di Provinsi Bengkulu.

 

Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu ini mampu menekan angka kekerasan yang terjadi di Provinsi Bengkulu selama tiga tahun terakhir. Dari 513 kasus yang tercatat dalam SIMFONI Provinsi Bengkulu di tahun 2015 menurun drastis menjadi 265 kasus di tahun 2017.

 

Semangat perlindungan perempuan dan anak ini juga terus ditularkan oleh pemerintah daerah ke tengah masyarakat Bengkulu. Misi utamanya adalah untuk mengoptimalisasi peran masyarakat khususnya perlibatan kaum laki-laki dalam perlindungan, pencegahan serta pendampingan korban kekerasan baik perempuan maupun anak-anak.

 

Provinsi Bengkulu sangat menyambut baik Kampaye He for She, karena kampanye ini sudah kami inisiasi sejak dua tahun yang lalu. Maka dari itu untuk meneruskan kampanye ini, saya meminta para OPD dan juga Perguruan Tinggi di Provinsi Bengkulu untuk terus mengeluarkan program-program yang responsif gender," ujar Plt Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (22/3).

 

Sebelumnya diberitakan, setidaknya tercatat 156 anak-anak dan 103 perempuan di Bengkulu telah menjadi korban kekerasan. Berdasarkan data Dinas P3AKB Provinsi Bengkulu tahun 2017, kekerasan fisik dan seksual masih mendominasi kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi Bengkulu. Data ini membuktikan bahwa kaum perempuan dan anak di Bengkulu masih dibayangi kasus kekerasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement