Jumat 23 Mar 2018 08:39 WIB

Pemkot Yogyakarta Gelar Pencegahan Stres di Tempat Kerja

Jika dibiarkan peningkatan stres sangat berbahaya hingga mengakibatkan gangguan jiwa.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Stress (ilustrasi)
Foto: under30ceo.com
Stress (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Setidaknya ada delapan persen karyawan yang stres karena bekerja, dan 92 persen lain dinyatakan tak memiliki stres dalam pekerjaan. Untuk mengatasi itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyelenggarakan workshop Pencegahan dan Deteksi Dini Stres di Tempat Kerja.

Kegiatan ini turut dihadiri Wakil Wali Kota, Heroe Poerwadi, yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Fita Yulia Kisworini. Lokakarya diharapkan mampu mengurangi tingkat stres saat bekerja.

Wawali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menegaskan, kegiatan ini ditujukan kepada pekerja-pekerja baik itu pria maupun wanita. Ia berharap, para pekerja dapat selalu berpikir positif agar mengurangi stres saat bekerja.

"Ini dalam rangka untuk senantiasa mengurangi keberadaan stres di lingkungan kerja," kata Heore di Ruang Bima Balai Kota Yogyakarta, Kamis (22/3).

Ia menilai, dengan lingkungan kerja yang nyaman mampu mambuat suasana pekerjaan menjadi menyenangkan saat bekerja. Oleh karenanya, ia mengimbau agar setiap pekerja senantiasa menjaga suasana lingkungan kerja agar membuat nyaman.

Untuk itu, manajemen stres di tempat kerja memang diperlukan, mengingat stres bagian normal dari kehidupan sehari-hari. Namun, jika dibiarkan lebih lama, peningkatan stres sangat berbahaya, bahkan bisa mengakibatkan gangguan jiwa.

Senada, pemateri dari Rumah Sakit Jiwa Grhasia, Wikan Ardiningrum, menekankan pengecekan gangguan jiwa dini perlu dilakukan. Langkah itu bertujuan mengurangi tingkat stres yang berkelanjutan.

"Penting mengecek secara dini gangguan jiwa yang diakibatkan oleh stres," ujar Wikan.

Wikan menambahkan, salah satu contoh nyata di kalangan masyarakat Kota Yogyakarta tidak lain adanya tawuran dan permasalahan anak-anak sekolah yang marak belakangan. Menurut Wikan, itu merupakan salah satu wujud adanya permasalahan kesehatan jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement