REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) dinilai paling cocok untuk mendampingi Prabowo Subianto, jika Ketua Umum Partai Gerindra itu maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2019. Aher dinilai mempunyai pengalaman dan rekam jejak yang baik.
"Kalau menurut saya pribadi, ya Aher (Ahmad Heryawan) untuk mendampingi Prabowo," kata Wasekjen Partai Gerindra, Andre Rosiade ketika diminta tanggapannya soal sembilan nama yang diajukan PKS sebagai Cawapres, di Jakarta, Rabu (21/3).
Sembilan nama dari internal PKS yang diajukan sebagai cawapres, antara lain, Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Sohibul Iman, Tifatul Sembiring, Salim Assegaf, Muzammil Yusuf dan lainnya. Ia berpendapat Aher telah memiliki pengalaman yang cukup banyak dan rekam jejak yang baik sebagai pejabat di Jawa Barat
"Aher bisa mewakili Jabar, yang merupakan 17,5 persen pemilih di Indonesia," kata Andre seraya menyebutkan elektabilitas Aher lebih tinggi ketimbang delapan nama yang lain.
Namun demikian, kata dia, belum ada keputusan bersama dengan mitra koalisi terkait pendamping Prabowo Subianto "Tentunya nanti ya, setelah deklarasi Pak Prabowo sebagai capres pada April 2018," katanya.
Penentuan pendamping Prabowo, kata dia, harus ada kesepakatan bersama dengan mitra koalisi, baik itu koaliai kecil (Gerindra dan PKS) maupun koalisi besar dengan menambah partai lain.
"Hingga saat ini kita intens menjalin komunikasi dengan PKS. Termasuk PAN, PKB dan Demokrat," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid mengatakan, partainya akan berembuk dengan mitra koalisi terkait sembilan calon wakil presiden (cawapres) yang diajukan dari internal partai besutan Sohibul Iman tersebut.
"Sebelum memutuskan, kami akan berembuk terlebih dahulu dengan mitra koalisi dengan Partai Gerindra. Mudah-mudahan PAN juga bisa ikut terlibat dan partai lainnya," kata Hidayat Nur Wahid usai melakukan sosialisasi empat pilar MPR RI di Gedung Graha Bhumi Phala Setda Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (20/3).
Menurut dia, dengan syarat minimal 20 persen ambang batas mengajukan capres, mengharuskan PKS untuk berkoalisi dengan partai lain.
"Mitra koalisi kita tentu terbatas karena lima parpol sudah mendukung Pak Jokowi. Perbedaan pilihan ini jangan disalahartikan bahwa kita bermusuhan. Namun ini merupakan pilihan demokratis," katanya.
Ia mengatakan, pengajuan sembilan cawapres dari internal PKS itu merupakan bagian untuk memberikan alternatif kepada masyarakat tentang calon yang baru. "Kita akan rembukan bersama-bersama, siapa yang akan disepakati sebagai capres dan cawapres. Yang penting PKS sudah menyiapkan," kata Hidayat.