REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tim investigasi dari TNI Angkatan Darat menemukan adanya pelanggaran standar operasi prosedur (SOP) dalam penggunaan Tank M113 A1 milik Yonif Mekanis Riader 412 Kostrad di Sungai Bogowonto, Purworejo, Jawa Tengah. Tank tersebut terperosok dan menyebabkan dua orang meninggal dunia.
Asisten Pengamanan KSAD Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad mengatakan, ada prosedur yang salah dalam pelaksanaan kegiatan outbound PAUD Ananda yang dilaksanakan di Yonif Mekanis 412/Kostrad. "Dari hasil investigasi yang dibentuk tim AD, disimpulkan bahwa terdapat kesalahan prosedur yang tidak dijalankan sesuai SOP pengamanan sehingga menimbulkan kecelakaan dan menyebabkan dua orang meninggal dunia," katanya saat jumpa pers di Kartika Media Canter, Jakarta Pusat, Rabu (21/3).
Selain itu, acara outbond dengan menggunakan tank juga tidak dilaporkan kepada komando atas, sehingga pengawasan tidak dilakukan secara benar. Menurut Nur Rahmad, kegiatan outbound tidak seharusnya menggunakan kendaraan tempur, seperti tank.
"Kegiatan outbound pakai tank tidak sesuai standar prosedur melintasi air oleh personel. Akibatnya tank terperosok," katanya.
Jenderal bintang dua ini memastikan, kondisi tank saat itu dalam kondisi baik karena berdasarkan bukti pemeliharaan dan perawatan menunjukkan tank dalam kondisi siap dioperasikan. "Secara teknis dan prosedur kegiatan tidak memahami sistem pengamanan sesuai protap, tidak ada standar taktis," ujarnya.
TNI AD pun bertanggung jawab penuh akibat kecelakaan ini dan akan memeriksa semua pihak yang terlibat, termasuk Komandan Batalyon (Danyon) Infanteri Mekanis Raider 412/6/2. "Kesalahan prosedur ini akan ditindaklanjuti. Tanggung jawab yang pasti berada di tangan komandan batalyon. Dia yang menerima perintah itu karena dia tidak melapor ke atas, dia yang bertanggung jawab," tegas Nur Rahmad.
Sementara itu, Danpuspom TNI AD Mayjen TNI Rudi Yulianto mengatakan pihaknya juga ikut membantu untuk melakukan investasi dan penyelidikan. Hasil investigasi ini telah diserahkan ke pihak POM Purworejo. "Kami sudah meminta keterangan dari lima saksi dan prajurit yang terlibat. Itu akan dimintai keterangan, lalu nanti baru akan ditetapkan tersangkanya," tuturnya.